Saya sempat terkejut ketika tulisan saya di copas begitu saja. Namun rasa terkejut tersebut tidak berlangsung lama dan "terpaksa" saya biarkan begitu saja. Mungkin suatu saat saya akan membajak tulisan saya sendiri.

Tranformasi ikmu pengetahuan tumbuh dan berkembang dari generasi ke generasi, karenanya kita tidak akan seperti ini jika tidak belajar dari para pendahulu kita, baik dalam artian usianya yang lebih dahuku, ataukah pengetahuannya yang lebih dahulu.

Agar terkenal, penyanyi pendatang baru, menyanyikan lagu lagu yang sudah hits sebeumnya, sebagian besar menggunakan aransement baru agar terlihat “beda”. Dan itu sah saja sepanjang ‘mendapat izin” dari yang empunya.

Begitu juga dengan Ilmu Pengetahuanm dimana kita tidak akan bisa apa apa tanpa orang lain. Mungkin kita semua adalah “plagiat sejati”, terlebih bagi yang dapat mengembangkan diri dari keplagiatannya tersebut. Namun dari karya tulis seseorang sangat riskan jika kita “plek ngeteplek” sepertii siswa mengerjakan PR sejarah, menjiplak tulisan seseorang seratus persen.

Suatu ketika saya browsing permasalah di Internet, dan saya terkejut karena saya “menemukan tulisan saya sendiri’ disebuah web. Ternyata saya pernah mengulas masakah tersebut dan saya sudah lupa karena sudah beberapa tahun lamanya. Saya ingin mengulas kembali masaah tersebut, dan ketika saya menemukan tulisan saya sendiri, maka saya copas tulisan saya tersebut dengan diubah sedikit tata bahasanya agar terlihat sedikit beda.

Jare simbah “Ngono Yo Ngono Ning Ojo Koyo Ngono”.