NENEK TUA DI UJUNG TANDUK
Tahun 2004, mestinya gelar masterku sudah kuraih, tapi aku harus mengubur impianku itu karena pembimbing satuku meminta sumber utama penelitianku, yang kebetulan memang aku tak mendapatkannya. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, namun usahaku tak kunjung usai. Aku mengelilingi beberapa perpustakaan di kotaku, bahkan aku meminta bantuan teman di luar kota, menghubungi beberapa profesor yang kukenal, namun buku itu tak kunjung berjodoh. Aku mulai putus asa, kucoba lagi membawa draft penelitianku, namun, tetap saja beliau enggan menandatangani. "Penelitianmu tak bisa dilanjutkan", katanya yang membuatku semakin pasrah. Akhirnya, aku betul-betul pasrah. Aku pulang ke kosan dengan langkah gontai. Tak ada harapan ke depan, aku semakin pasrah dan pasrah.
Aku benar-benar mengecewakan, terutama orang tuaku, yang terus menanyakan kapan aku wisuda. "Bukankah seharusnya kau sudah wisuda nak?" Kata ayahku malam itu. Sambil menghisap rokok daunnya dalam-dalam. Jujur, hatiku menjerit. Ingin sekali aku membuatnya senang. Tapi apa daya. Kuamati wajahnya yang sudah keriput, tubuhnya yang dulu tegap sudah mulai bungkuk. Matanya yang dulu tajam, kini sayu namun meneduhkan. Mungkin karena lelahnya bekerja untuk kami anak-anaknya. Ayah memang sudah tua. Umurnya waktu itu kira-kira 80 tahunan. Usia yang tak muda lagi untuk ukuran orang sekarang. "insyaallah yah, doakan, mudah-mudahan dalam waktu dekat", hiburku mencoba membuatnya tenang.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, waktu terus berjalan, namun aku tetap tak mampu mewujudkan impian itu. Aku benar benar pasrah. Apalagi, beasiswaku selama kuliah sudah habis. Aku harus membayar heregistrasi persemesternya. Bertambahlah bebanku. Aku semakin tak sanggup memikulnya. Aku memang bekerja sebagai guru dan dosen di sekolah swasta. Namun, untuk menutupi biaya itu, gajiku tak mencukupi. Akhirnya, aku putuskan mengubur dalam-dalam impianku itu.
Enam tahun kemudian, baru saja aku shalat isya, tiba-tiba hp ku berdering,"Tolong ke rumah sekarang ya, saya ada perlu", tiba-tiba saja perasaanku berkecamuk penuh tanda tanya, ada apa gerangan pembimbingku menelpon?, Sudah enam tahun aku tak pernah berhubungan dengannya lagi, tapi tiba-tiba, ia menelponku. Apakah ia mau menandatangani tesisku?, Entahlah, aku berharap begitu. Mudah-mudahan saja, ini seperti lampu kuning untukku. "Siap pak, saya segera ke sana", jawabku dengan pasti.
Brmmmmm....brmmmm.. kupacu sepeda motor bututku dengan kencang. GL pro tahun 97 yang menjadi sahabatku, menemaniku kemana saja. Kesetiannya membuatku tak melirik yang lainnya. Walaupun kadang ia ngambek di jalanan, mogok karena sudah mulai kurang sehat. Tapi, tetap saja dia idolaku.
Sejak malam itu, pertemuanku dengan sang Profesor pun semakin intens. Maklum saja, beliau mempercayaiku jadi editor bukunya. Tak lupa, karena seringnya aku ke rumahnya, kuselipkan permohonan kemudahan untuk buku yang pernah dituntutnya. Jujur, buku itu memang sulit dicari. (Tarikhe wa jami'e) sebuah buku monumental berbahasa Parsi.
Dalam beberapa waktu berlalu, tiba-tiba saja, kebahagiaanku dan harapan akan impianku yang mulai sedang tumbuh, terhempas kembali, seketika aku menerima sepucuk surat dari kampus, bahwa aku harus melunasi piutang resgitrasi yang jumlahnya cukup besar bagiku, dalam waktu seminggu. Jika tidak, aku harus di drop out (DO). Daaaarrrr... Seperti petir menyambar, lututku lemas, darahku mengalir tak menentu, pupus sudah harapanku. Padahal baru saja aku akan memulainya lagi..
Malam itu, jam dinding sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB. tapi, mataku tak kunjung lelap. Surat itu terus saja menghantui pikiranku. Entah apa yang terlintas dalam benakku. Tiba-tiba saja aku bergegas ke kamar mandi dan berwudhu. Dinginnya air tak kuhiraukan. Aku hanya ingin menenangkan diri. Mungkin saja, dengan meghadap-Nya, hatiku bisa tenang dan bisa tidur. Tak ada lagi tempat mengadu selain kepada-Nya, Rabbul Jalil dzul Quwwah. "Allaaahu Akbar"... Desisku dengan penuh kekhusyuan. Aku benar-benar merasa seperti ada kekuatan baru dalam diriku. Aku seperti terhubung dengan sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Rasa itu begitu nyata, indah, damai, dan tenteram. Aku benar-benar lupa masalahku.
"Ya Allah... Engkau yang maha mengetahui, jika impianku ini baik untukku menurut-Mu, maka bukakanlah jalannya. Tapi, jika tak baik untukku menurut-Mu ya Allah.... Aku ikhlas.. aamiin". Lirihku dalam doa penuh dengan kesungguhan yang dalam. Sepertinya aku benar-benar ikhlas dengan keputusan-Nya untukku.
Esoknya, jam 10 pagi aku pergi untuk sarapan. "Bu, satu piring nasi pakai telur ya", pintaku ke penjual. Maklum, itu lauk favorit yang paling murah, untuk anak kos yang pas Pasan sepertiku. Aku tak perduli, sarapan jam 10 pagi yang sekaligus untuk mengisi perut ini makan siang, untuk pengiritan. Sedang asyiknya aku melahap, tiba-tiba saja mataku tertuju pada seorang nenek tua yang memperhatikan steling jualan. Sepertinya ia lapar dan berniat membeli sebungkus nasi. Tapi, tak lama memperhatikan, nenek itu bergegas pergi dengan langkahnya yang lambat, iapun berjalan sambil menundukkan kepalanya. "Allah...nenek ini pasti lapar, tapi tak punya uang untuk membeli", batinku. "Bu, bungkuskan satu ya, sekarang.".pintaku. aku pun bergegas dengan sepeda motorku mengejar nenek itu. "Nek, ini untukmu, makanlah, semoga bisa mengusir laparmu, dan ini nek, ", kuulurkan uang 20 ribu, "untuk nenek beli nasi kalau nenek lapar lagi" uang 20 ribu itu, uang terakhirku hari itu. Itulah yang cuma bisa kuberi untuk nenek itu. Dengan tangannya yang kurus dan lemah, ia menerima pemberianku, sambil meneteskan air mata nenek itu berucap lembut, "terimakasih nak, semoga Allah memudahkan urusanmu",. Aamiin... Aamiin... Aamiiin.. ucapku dalam hati, sembari pikiranku menerawang sedih, sesulit inikah nenek ini, bahkan untuk sesuap nasipun ia tak punya? Batinku menjerit, kemana anak-anaknya, kerabatnya, apakah mereka begitu tega menelantarkan ibunya yang sudah tua di jalanan? Allaaaah.. batinku betul-betul menjerit, tapi apa dayaku..?.. andai saja aku....andai saja.. ah, sudahlah aku terburai dari lamunanku. Semoga saja, Allah mempertemukanmu dengan orang yang bisa menanggungmu nek..doaku dalam hati.
Riiiiiing.... Tak lama kemudian, hp ku berdering, Masya Allah aku mendapatkan suatu pekerjaan free lance yang lumayan bagus dari seorang bapak yang kukenal di sebuah kampus, aku segera menuju ke kantornya, dan memberiku uang muka untuk pekerjaan itu yang jumlahnya lumayan. Tak lama berselang, aku mendapatkan pekerjaan freelance lagi, lagi dan lagi, hingga akhirnya aku bisa mengumpulkan uang lebih dari apa yang harus aku bayar ke kampus dalam waktu kurang seminggu.
Allahu Akbar... Tanpa pikir panjang aku bergegas menyelesaikan semuanya. Harapan yang pupus kini datang kembali. Dan kali ini, harapan itu lebih pasti. Hingga akhirnya, aku berhasil sampai pada impian itu.
Malam itu adalah titik balik dari semua yang kuyakini. Dari situ aku belajar, bahwa Allah-lah tempat bergantung untuk segalanya. Aku menduga, barangkali Allah mengirimkan nenek itu untuk mengajarkan dan mengujiku. Bahwa ada orang yang lebih sulit dariku, mampukah aku melapangkan orang itu? Di kala aku juga sedang sulit?.. aku yakin bahwa Allah tidak pernah tidur untuk memperhatikan hamba-hamba-Nya.
Allahu A'lam
Sys okt 20
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah...sebuah kisah yang sangat luar biasa Pak banyak memberi pencerahan. Sudah saya follback. Trima kasih..salam
Syukron Bu.. saya juga baca cerpen cerpen ibu. Luar biasa bu. Keren. Saya juga follow ibu.. Syukron
Tulisan yang luar biasa ustadz semoga tetap ada kemudahan dariNya sampai kapanpun. Salam literasi.
Aamiin... Sama sama bu.. syukron atas dukungan dan motivasi ibu selama ini. Allah yang akan membalas semuanya Bu. Aamiin
Allahuakbar
Luar biasa pak.. Syarat pesan Moral dan Pendidikan Karakter. Bahwa hanya kepada Allah lah kita bergantung, hanya kepada Allah lah tempat meminta pertolongan.. Sukses selalu
Saya juga baca tulisan tulisan bapak. Dan keren keren pak. Penuh inspirasi dan motivasi. Salam literasi pak
Slaam kenal Bapak, tulisan yang mengalir enak dibaca penuh pesan moral
Salam kenal kembali ibu. Trmksh bu. Saya juga baca tulisan tulisan ibu. Keren keren. Saya sdh follow ibu
Pencerahan nan bermanfaat. sehat dan sukses selalu Bapak. sudah saya follow back.
Aamiin terimakasih Bu.. sukses selalu untuk ibu
subhanallah... cerita yang luar biasa. keren Pak. barakallahu fiik. tetap semangat, semoga sehat dan sukses selalu. Salam literasi.
Amiin, barakallah juga pak. Senang saya bisa gabung di gurusiana, dan bertemu penulis penulis hebat seperti bapak..
Luar biasa Pak...hanya kepada Allah tempat kita bergantung...tempat kita berharap...salam literasi... sukses selalu Pak
Aamiin. Trmksh Bu. Salam literasi saya juga baca tulisan ibu keren keren
Subhanallah.. Kisah luar biasa yang meyakinka kita jika pertolongan Allah pasti ada buat hambanya yang bersyukur... Alhamdulillah bapak berhasil melaluinya... Selamat.. Salaam santun
Aamiin.. trmksh Bu. Salam kenal Bu dari sumut... Saya follow ibu..
Subhanallah, kisah yang sangat menginspirasi sekali pak. Semoga bpk sehat dan sukses selalu. Aamiin. Izin follow ya pak
Kebetulan saja Bu. Trmksh Bu... Saya follow ibu jg y
Bagus sekali pak. Sdh sy follow ya pak.
Aamiin... Tulisan tulisan ibu juga. Trmksh Bu. Salam
Masyaallah. Pertolongan Allah selalu datang bagi hambanya yang sabar dan memohon hanya kepadaNya. Keren, Pak. Semoga sukses selalu. Barakallah.
Trmksh Bu. Salam kenal. Saya follow ibu
Salam literasi
Sangat menginspirasi. Terima kasih telah berkunjung Pak Saragih. Salam kenal juga.
Sama sama bu. Termksh juga Bu.. salam literasi.
Luar biasa pak kekuatan doa dan sedekah
Bener Bu.. trnksh Bu salam kenal...
Daya juang bapak sungguh hebat. Barokallah pak M.Syafi'i. Bapak sudah sy follback
Luar biasa' pengalaman bapak, saya baca tuntas, ternyata Allah SWT, maha memudahkan hamba-nya, Salam literasi, Mari saling berkunjung, follow back ya
Termksh pak. Saya sudah follow bapak, dan baca tulisan tulisan bapak. Luar biasa keren keren pak.. salam literasi dari Sumut pak
Hebat sekali lagi hebat. Tekad yg membaja itu memang modal yang sangat berharga.
Terimakasih pak... Saya yakin bapak jauh lebih hebat.. terlihat dari tulisan tulisan bapak yag saya baca.. salam kenal pak..saya sudh follow bpk
Subhanalloh...luar biasa.Baru baca tulisan Bapak.Smg saya bisa ikut belajar Pak.
Aamiin.. sama sama belajar kita bu. Tulisan ibu juga bagus.. trmksh bu