Belajar dari semut
Rara duduk termenung di samping pohon jambu. Dia mengingat temannya yang sungguh telah berubah. Menjabat tangannyapun tak mau. Apa salah ku. Ucapnya dalam hati.
Air mata pun jatuh di pipi. Tangannya menutup muka. Rara pun berteriak sekuatnya. Mengingat apa salahnya. Rara termenung, duduk menyandar ke pohon jambu. Tanpa dia sadari ada yang mengigit punggungnya.
"Aduh, apa ini..." Sambil berdiri dia mengibas-ngibas punggungnya, dan menatap pohon jambu itu.
"Ternyata semut" gumamnya sambil terus memperhatikan semut yang jalan beriring.
"Semut saja jumpa dengan teman selalu bersalaman. Semut itu hewan, hhhuuuffff. Ternyata manusia kalah dengan semut. Iri aku"ucap Rara sambil menyapu air matanya.
Payakumbuh, 13 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Belajar dari semut, tulisan penuh hikmah. Bila kita tak mau belajar dari semut, maka kita bisa kalah oleh semut tsb.
Terimakasih bunda... Iya begitulah.. kita sendiripun kadang kalah dengan semut
Kereeen tulisannya, Bunda. Salam literasi
Ternyata semut lebih santun, selalu bertegur sapa bila berpapasan
Iya un.. kita ini entah lah... Kenapa susah mengalahkan ego
Inspiratif banget artikelnya. Ijin follow ya
Terimakasih buk... Silahkan Bu... Kita izin juga