Syaiful Arifin

HSyaiful Arifin dSAgMPd lahir Koto Baru Tanah Datar 10 Oktober 1971 Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kota Padang Panjang m

Selengkapnya
Navigasi Web
Batimbang Tando( Batando dan Maulak Tando ) Di Nagari Pandai Sikek

Batimbang Tando( Batando dan Maulak Tando ) Di Nagari Pandai Sikek

Tulisan seri ketiga  adat  Batimbang Tando di Nagari Pandai Sikek Tanah Datar sumatera Barat

Tantangan menulis hari ke 22

Syaifularifin.gurusiana.id KPPL Kota Padang Panjang

                Pada tulisan  yang lalu penulis telah menceritakan tentang prosesi maresek dan maminang. Maka tulisan berikutnya akan bercerita tentang  “ batando jo maulak tando “.  Waktu pelaksanaan batando berdasarkan kesepakatan  yang dibuat oleh para wanita yang hadir pada hari ketiga yang disebut “ mamutuih etongan “. Waktu yang ditetapkan mempertimbangan ketersediaan waktu dan kemungkinan prosesi pernikahan  akan dilaksanakan. Biasanya dua minggu setelah mamutuih etongan, waktu ini sifatnya fleksibel.

                Pada waktu hari yang telah di tetapkan pihak keluarga perempuan berjumlah dua orang  akan datang ke rumah pihak laki-laki dengan membawa tando  sesuai status sosial pemuda yang dipinang. Ada perbedaan jumlah tando yang dibawa. Pertama jika pemuda itu seorang pemangku adat, seorang Datuk maka tando yang dibawa adalah Selembar  kain songket balapak buatan anak nagari Pandai Sikek  uang suku emas, perak ,dan uang, pinang 40 buah, gambir 40 buah sirih 6 ikat Kalau si pemuda tidak pemangku adat maka tando yang dibawa adalah  songket balapak buatan anak nagari Pandai sikek , emas jumlahnya satu, tiga, sampai lima emas sesuai kemampuan, perak dan uang Rp.100 ribu, pinang 40 buah, gambir 40 buah sirih 6 ikat kemudian siriah,pinang, sadah dan gambir didalam kampie. Tando  dibungkus dalam saputangan batik dengan susun Kain balapak(  digulung ), emas, perak dan uang .

                Prosesi batando dimulai setelah dua orang perempuan utusan pihak perempuan menggunakan  baju kurung dan berselimut kain panjang lama ( baca antik ). Dua perempuan ini memiliki tugas dan peran yang yang berbeda satu orang membawa tando yang digulung dengan kain batik dan  sirih lengkap dalam kampie. Sedangkan yang satu lagi membawah sirih , pinang dan gambie sesuai jumlah yang disebut diatas.  sampai dirumah pihak laki-laki. Mereka akan ditunggu oleh  pihak prempuan yang terdiri dari  perempuan dewasa pihak perempuan, istri mamak, pasumandan ( istri dari laki-laki yang satu suku yang saparuik dengan si pemuda). Setiap tamu yang datang dalam adat batando akan  membawa bingkisan berupa. Bagi pasumandan akan  membawa lapek bugis 30 buah, pisang satu ikat, beras 2 liter dan telur 4 buah. Sedangkan bagi karib kerabat biasa hanya membawa beras dua liter,  telur tiga buah dan kue bolu 10 buah.

                Setelah utusan pihak perempuan naik ke atas rumah mereka akan dipersilahkan duduk di atas tikar permadani. Ketika sudah beristirahat sejenak maka utusan akan mengeluarkan sirih dan pinang lengkap  dengan tempatnya dan mempersilakan  pihak tuan rumah mencicipinya. Setelah itu tuan rumah akan meletakkan juadah makan dan minum. Juadah ringan berupa ketan, pisang , lapek bugis, kue bolu. Setelah itu dilanjutkan dengan makan bersama dengan hidangan untuk makan   minimal 4 macam maksimal 6 macam berupa rendang, gulai, ikan , telur, sayur, kerupuk ( jumlah menyesuaikan ).

                Setelah makan dan minum juru bicara  pihak akan menyerahkan tando yang dibalu dengan kain batik  kepada Bako(   saudara  perempuan ayah ) . Lalu bako  membuka ikatan tando tersebut memperlihatkan  tando itu kepada seluruh  undangan yang hadir pada acara batando tersebut.  Setelah selesai di lihat seluruh keluarga maka bako akan mengikat kembali tando tersebut. Setelah itu utusan  perempuan akan berkata. Karena nasi telah kami makan disini kapan masanya ibuk akan datang ketempat kami.( ini adalah isyarat undangan untuk datang kerumah si perempuan, Biasanya pihak laki-laki menjanjikan tiga hari kemudian.

                Tiga hari setelah itu Nampak berjalan dua orang perempuan dengan menggunakan baju kurung berselimut kain panjang batik . Satu orang membawa tando yang terbungkus rapi dalam kain batik  satu lagi membawa pinang 40 buah gambir 40 buah sirih 8 ikat yang jumlahnya berlebih dari yang dibawa pihak perempuan dahulu,  menuju rumah  perempuan untuk “ maulak tando”.  Prosesi maulak tando hampir mirip dengan manarimo tando. Pada saat telah selesai ramah tamah dan makan minum( juadah yang disiapkan biasanya dilebihkan jumlahnya dari jumlah juadah yang dihidangkan sewaktu manarimo tando, ini adalah bentuk memuliakan pihak keluarga laki-laki dan menunjukan sifat pemurah pihak perempuan). Setelah itu utusan pihak laki-laki akan  mengeluarkan tando yang dibawanya dan mengatakan  setelah kami terima tando ini ternyata  tembakaunya belum ada ( bahasa kiasan untuk minta ditambah tandonya) . Maka pihak perempuan  akan menambah biasanya dengan sebentuk cincin mas beratnya  menyesuaikan. Setelah selesai  ditambah tando maka pihak perempuan akan berkata “ bilo masak etongan kito “ ( Kapan prosesi nikah dan baralek dilaksanakan. Maka diukue padan di karang janji oleh pihak lali-laki misan bulan haji tanggal menyusul  dan sebagainya . Dengan ditentukan bulan maka selesai proses batando dan maulak tando. Utusan pihak laki-laki akan pulang membawa tando yang telah ditambah.

                Tando di Nagari Pandai Sikek adalah tanda sudah adanya ikatan adat antara dua keluarga yang sepakat untuk menjodohkan putra dan putrinya. Tando adalah titipan dari pihak perempuan dan nanti akan diserahkan kembali di saat penganten wanita”  Katundukkan “( Manjalang kerumah laki laki ketika baralek.) Apabila terjadi wan prestasi atau salah satu dari dua pihak yang ingkar janji maka hukum adat berlaku. Pemberlakuan hukum ditimbang dari pihak mana yang ingkar janji. Jika pihak perempuan yang ingkar janji maka tando yang diberikan menjadi milik pihak laki-laki. Sebaliknya jika pihak laki-laki yang ingkar janji maka. Pihak laki-laki wajib mengembalikan tando  dua kali lipat dari tando yang diberikan pihak perempuan. 

                Bila batimbang tando dilakukan dengan wanita dari pihak luar maka perbedaannya adalah pada jumlah tando emas sebesar satu rupiah emas Amerika( tujuh emas )/ menyesuaikan dengan kesepakatan. .  Demikian barih nan bapahek di Nagari Pandai Sikek

Pandai Sikek, 26 maret 2020 ## Home working ##

###Syaifularifin.gurusiana.id. tantangan menulis hari ke 22 KPPL Kota Padang Panjang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap pak dtk....jadi tambah wawasan kami

27 Mar
Balas

Mantap pak. Jadi adat pandai sikek ndak auah beda samo luak agam yo.pak. yg beda hanyo jumlah tandonnyo atau jumlah emas nyo.

26 Mar
Balas



search

New Post