Syamsul Anwar

SYAMSUL ANWAR ,SAg,M.PdA , PRIA BERDARAH KALSEL INI BERPENDIDIKAN S1 FAK TARBIYAH PAI DAN S2 IKIP KARANGMALANG PEP . DIA ADALAH PUTRA KE 14 DARI PAS...

Selengkapnya
Navigasi Web

REZEKIKU DI GUNDUL

REZEKIKU DI GUNDUL

Bagi saya pengalaman menjadi pengawas banyak sekali suka dan dukanya, Tentu pembaca ingin sekali melihat sisi keduanya ya. Supaya bisa diambil manfaatnya dan kehati-hatian dalam melangkah ke masa mendatang agar lebih baik dan barokah.

Inilah memori 5 tahun silam, saat itu terasa jantung berhenti karena saya menerima panggilan tes tertulis pengawas agama islam di kanwil Yogyakarta. Hanya kata-kata lirih dalam hati: “mungkinkah ini kehidupanku yang baru”? Sungguh saya sebenarnya tidak mau jadi pejabat seperti pengawas apalagi kepala sekolah. Tapi karena ini tugas negara, mau tidak mau harus kujalankan apapun nanti terjadi selalu minta yang terbaik dari Allah. Setelah beberapa bulan berlalu datang lagi surat panggilan dari kanwil karena dalam tes saya dinyatakan lulus, maka berlanjutlah saya dan teman-teman berangkat diklat calon pengawas ini yang diselenggarakan selama 15 hari di Semarang dan sejak itu segala aktifitas di fokuskan di sana. Alhamdulillah lulus

Sejak beberapa waktu berjalan kurang lebih hanya 3 bulan, babak baru dimulai tepatnya 15 Mei 2015 saya dan teman-teman yang ikut diklat kurang lebih 30 orang se DIY diangkat dan dilantik jadi pengawas. Ada banyak catatan yang sangat lucu tapi membuat kesal, masuk kerja menjadi pengawas ini.

Pertama menjalankan profesi tidak langsung melenggang nyaman, tapi yang kurasa dan alami aneh. Satu tempat saya sebagai pengawas, sisi lain masih sebagai guru pendidikan agama Islam (gpai). Mengapa hal ini terjadi karena di sekolah yang aku tinggalkan belum ada pengganti gpai. Dan saya waktu itu diminta sekolahan untuk menjalankan tugas itu. Waktu itu pihak kantor kemenag Gunungkidul (orang sebut GUNDUL) memaklumi dan mendukung apa yang saya lakukan. Dan Alhamdulillah waktu itu juga belum ada sk pembagian guru binaan. Namun Ya Allah rasanya seperti dikejar macam mungkin, pagi finjer dulu di Wonosari, lanjut ke Patuk sebagai guru. Selesai di sekolah lanjut ke Wonosari. Bagaikan angin selama 60 menit bahkan lebih berjalan kesana kemari roda sepeda motorku terus memacu waktu.

Alhamdulillah kurang lebih dua bulan ada guru pengganti, yang artinya saya sekarang full tugas jadi pengawas. Hari itu, bagi saya masih penyesuaian ke kantor harus finjer tepat waktu maksimal 7.30 wib. Sebelum sampai ke kantor, ada kejadian motor saya mogok saya lihat bensin habis. Alhamdulillah pas dekat di pom bensin, lalu kuarahkan motor dengan maksud isi bensin. Selesai isi penuh bensin, ternyata dompet yang kubawa kosong tidak ada uang yang kubawa. Innalillahi wa inna ilahi raajiun. Saya sempat bingung,

Selanjutnya beberapa hari kemudian rapat pembinaan pengawas yang dibersamai ketua pokjawas PAI Gunungkidul antaralain membahas mengenai pembagian tugas wilayah binaan gpai. Namun karena saya terlalu sibuk harianya ke sekolahan , jadi tidak dapat mengikuti rapat perdana itu. Akhirnya saya mendapatkan wilayah dan guru binaan (gubin) yang masyaAllah tidak disangka-sangka yang sangat jauh utara selatan dari Wonosari daerah Rongkop dan Gedangsari, masyaAllah selain jauh, medan Gedangsari cukup berbahaya dekat jurang. Kalau Rongkop terutama pegunuungan masuk keluar hutan, sinyal hp pun tidak ada. Keadaan hati yang selalu berdebar saat melintasi area sepi, betul betul sepi. Selain itu kekhawatiran sama ban yang kemungkinan dapat kempes atau bocor sewaktu-waktu. Hari demi hari dengan modal sepeda motor ini kukayuhkan arah setiap hari dari satu sekolahan ke sekolahan. Berbagai cuaca hujan, panas tetap tugas.

Suatu kali ke Rongkop, saya minta tolong bersama teman pengawas madrasah.Yang kebetulan tujuan sama. Kita naik motor sendiri-sendiri. Ya Allah, motor teman kecepatan diatas 70-80 km/jam, susah sekali mengikuti supaya dapat bersama. Terus terang saya khawatir karena pernah jatuh saat ke Kulonprogo, waktu itu jalan menanjak, tapi saya salah kopling nol jadi mundur motor selain itu juga pernah jatuh masuk got, saat itu sedang belok di tikungan smp 2 patuk hingga celana sobek, dan tangan kiri sampai saat ini kalau untuk mengendarai motor sering merasakan pegal linu apalagi tas yang saya bawa berat. Sudah di obati dan tapi sering timbul lagi suatu saat entah saat capek atau keadaan lainnya.

Alhamdulillah kami berdua sampai min Rongkop kurang lebih 1 jam dari Wonosari, itupun kepsek sedang acara syawalan sehingga menunggu di sekolahan 30 menitan, untung disana ada guru-guru yang standby. Jadi kami bisa istirahat sejenak. Tak lama, kepsek min yakni bu Susi panggilannya, datang juga dan kami disambut dengan ramah. “Assalamu’alaikum, Poniman. Gimana nih kabarnya? Maaf saya ada acara syawalan, dan ini saya izin. pulang tidak sampai selesai karena ada bapak, maaf kalau menunggun lama ” . Begitulah sapa manis dari kepsek min. Pak Poniman pun menjawab dengan santun dan memperkenalkan saya juga. Alhamdulillah, beliau menerima dengan senang hati. Ibu kepsek yang murah senyum ini yang kebetulan istri dari bapak Purwata (pengawas madrasah) menjawab. Kami berdua langsung dipersilahkan ke ruang guru dan pak Poniman sekaligus di minta memberikan beberapa hal yang berkaitan dengan tugas pengawas. Waktu itu memang sengaja saya mencari ilmu, jadi hanya mengikuti dan mendengarkan sekalian belajar bagaimana kunjungan supervisi ke sekolah untuk pertama kalinya yang merupakan pengalaman bekerja sebagai pengawas dan ini sangatlah berarti bagi buat bekal kedepannya agar tidak canggung bila saya berkunjung ke guru binaan saya. Sebelum pulang kami juga dipersilahkan untuk makan bersama yang dipersiapkan guru-guru disana yang sangat rajin memasak selain mengajar tentunya. Dan setelah dirasa cukup kurang lebih dua jam kami berdua berkunjung di min itu. Ketika pulang kami melewati SD binaan saya, dan rasanya ingin sekalian kesana, namun sekolah sepi dikarenakan guru-guru dan kepsek masih mengikuti syawalan. Jadi kami berdua putuskan untuk kembali ke kantor lagi. Inilah pengalaman pertama yang sangat mengasyikkan dan tidak pernah terlupakan.

Pengalaman lain ada banyak, antara lain. Ketika itu tempat pengawas ruang sangat kecil apalagi bergabung dengan pengawas madrasah. Kemudian kami ppai berinisiatif sementara menempati ruang ppai dekat kua Wonosari. Terus terus ruang itu kotor, selain itu meja kursi berantakn, karena sudah lama tidak ditempati. Kami kerja bakti bersih-bersih disana. Alhamdulillah kunjungan satu sekolah dalam satu hari selesai.

Pengalaman lain berkesan, setiap kali di kantor selalu ada saja teman-teman yang bawa makanan atau buah terutama pisang dari rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian kunjungan bersama-sama di kecamatan Gedangsari, khususnya daerah yang mendekati Klaten Jawa Tengah. Saya memang sengaja mengajak 2 teman pengawas yang mengenal daerah itu yaitu bu esty dan pengawas yang sama kecamatan tsb, yang kebetulan pengawas katolik yang bernama ibu Lusi.

MasyaAllah jalan menuju Gedangsari kami rasakan lebih sulit ketika di Rongkop, penuh dengan rintangan banyak jurang dan terlalu curam. Hanya doa terus saya panjatkan semoga lancer dan tidak ada halangan. Kurang lebih 1,5 jam sampailah daerah tujuan, lebih 5 SD yang saya datangi. Ada yang langsung bertemu dengan gpai, ada yang hanya ketemu dengan kepala sekolahnya, namun ada juga yang tidak ada dikarenakan gpainya sudah diangkat menjadi pengawas. Kami datang, karena baru awal sekedar mengenalkan diri sambil mendata biodata gpai dan semua yang berhubungan pembelajarannya. Alhamdulillah sambutannya luar biasa, gpai sangat senang didatangi karena sudah lama tidak pernah dikunjungi pengawas yang lama. Berbagai makanan dan minuman dihidangkan.

Setelah kunjungan kecamatan Gedangsari bagian bawah dirasa cukup, saya mulai mencoba sendiri kunjungan ke gubin SD kecamatan Gedangsari bagian atas antaralain di SD Ngalang. Alhamdulillah dari Wonosari ke SD ngalang Gedangsari 30-45 menit sampailah ke sekolah tujuan. Prinsipnya hampir sama waktu kunjungannya hanya saya menambah ajuan pertanyaan ke gpai diantaranya menanyakan RPP : “Bu bagaimana pembelajarannya lancarkan? Coba lihat RPPnya?”. Kata gpai: “Alhamdulillah lancar pak. Tapi RPP nya saya masih di laptop.” Kemudian saya tanyakan lagi:”coba laptopnya dibuka?. Kata Gpai: ”Maaf pak, laptopnya kena virus jadi tidak bisa dibuka”. Ya Allah, betapa terkejutnya saya waktu itu. Saya hanya berfikir, sebenarnya gpai ini sudah buat atau belum. Kemudian saya coba tanya pertanyaan yang lain : “kalau RPP yang tahun lalu coba saya lihat.” . GPAI menjawab: “Wah, itu dirumah”. Kemudian saya bilang: “Besuk dibawa ya”. Saya mau lihat. Dan secepatnya laptopnya diperbaiki supaya nanti bisa di print.”

Begitulah selanjutnya saya mulai percaya diri dan terbiasa untuk kunjungan ke sekolah sekolah guru binaan. Dan hampir rata-rata setiap kunjungan hasilnya seperti waktu di sekolah Ngalang tadi.

Untuk kegiatan selain kunjungan ke sekolah, saya juga mengadakan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI. Untuk pertama kalinya waktu di Gedangsari tempatnya dekat KUA. Waktu itulah semua gpai dapat berkumpul sehingga menudahkan untuk pembinaan yang saya temukan di lapangan agar tidak terjadi. KKG juga saya lakukan di kecamatan lain.

Tiga tahun berlalu, Alhamdulillah pekerjaan ini dapat kami laksanakan. Belum perubahan yang mendasar hanya berganti wilayah guru binaan. Saat itu berganti membina kecamatan Wonosari, Patuk, dan Playen. Disini saya lebih ektra, karena wilayah ini gpainya cukup aktif dan kreatif. Kecamatan Wonosari karena besar wilayah, ada tiga pengawas yaitu bu suwaibah, bu khoir dan saya sendiri. Kegiatan kita lakukan selalu secara bersama saat kkg dan lainnya. Untuk kecamatan Patuk, wilayahnya dibagi 2 yaitu bu Esty dan saya. Sedangkan Wilayah Playen waktu itu juga dibagi dua pengawasnya saya dan ibu marfuah. Beliau waktu itu ikut membina karena kekurangan gubin. Hampir satu semester beliau memberasamai saya dan gpai playen.

Saat ini hampir 5 tahun berjalan, wilayahnya semakin banyak dan diganti lagi yaitu Saptosari,Purwosari, Panggang dan Tanjungsari. Saya hanya ucapkan: “Allahu Akbar, ya Allah semoga dapat menjalankan dengan baik walaupun semakin jauuh….)”. Waktu mendapatkan wilayah ini saya di isukan tidak mengerjakam tugas dengan baik, menelantarkan gpai waktu pemberkasan. Alhamdulillah isu itu dapat saya tepis, seiring dengan purnanya bapak yang melempar isu itu berlalu. Hari-hari tugas saya laksanakan hampir sama dengan kunjungan dan tugas dikecamatan lain.

Dalam kesempatan menjadi Pengawas ini moment yang sangat indah dan tidak dilupakan saat dipanggil Allah naik haji . Alhamdulillah dapat bersama dan berdua dengan istri padahal ketika itu mustahil jarak 7 tahun rencana keberangkatannya istri, mungkin ini sudah ridho Allah. Ujian sebenarnya masih ada, namun Alhamdulillah saat ini berkat Allah yang maha kuasa memberikan yang terbaik bagi saya dan istri sebagai orang tua, agar selalu mendididik anak dengan baik untuk 3 bidadari sholehah dan cantik. Seiring dengan waktu Alhamdulillah segala ujian mulai dapat diatasi.

Seiring jalannya waktu, pernah juga menjabat sebagai asesor. Banyak sekali pengalaman mulai datang dari guru-guru dan kepseknya dengan polah dan tingkahnya seperti memberi sesuatu saat mengerjakan tugas. Padahal itu tidak diperkenankan. Namun Alhamdulillah semua dapat teratasi , yang terpenting harus professional.

Pengalaman di masa pandemi covid 19, tidak jauh berbeda dengan pengawas lain. Pengawasan dalam bentuk daring. Bahkan untuk bertemu gpai pun agak susah walaupun kita ambil waktu saat pembekasan. Namun ini demi menunaikan protokol kesehatan yang harus dilaksanakan.

Saat-saat ini diusia yang yang hampir setengah abad. Beberapa kali mengajukan pindah masih belum terjawab. Saya pribadi selalu berpikir kalau bekerja di Gunungkidul terus sampai menghabiskan masa pensiun sepertinya tidak mungkin. Kini sambil minta terbaik dari Allah, semoga dalam ridhonya agar segera pindah ke kota Yogyakarta supaya lebih dekat keluarga supaya maksimal dalam membimbing istri dan anak-anak juga ibuku yang kini sudah sangat tua renta. Mohon doa restunya dari pembaca semua. Allahumma Aamiin.

Sesi 3.

Biodata Penulis

Penulis :

Syamsul Anwar

49 tahun yang lalu lahir

dari orang tua berdarah Kalimatan Selatan

Pengalaman Kerja

Pengawas PPAI (2015-hingga sekarang)

Karya yang pernah ditulis:

Menggapai Ridho Allah.

Artikel beberapa dimuat di “Satu Guru Satu Buku”

Yogyakarta, 22 Juli 2020

Syamsul Anwar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post