Syamsul Arifin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA BERSEMI KEMBALI (Bagian 10)

CINTA BERSEMI KEMBALI (Bagian 10)

T027 (12112021)

Sampai di rumah Fikry segera menuju kamarnya. Dia seperti mencari-cari sesuatu di lemarinya. Buku-buku di lemari dikeluarkannya satu persatu. Dibukanya lembar demi lembar dengan teliti tanpa ada yang terlewati. Bekas buku-buku SMA dan bahkan semua buku agenda yang pernah ditulis tak luput menjadi sasarannya. Ketika sekolah Fikry memang rajin menulis di buku agendanya. Lama mencari Fikry belum menemukan apa yang dicarinya. Fikry tampak mulai putus asa. “Apa ibu yang telah membuangnya?” batinnya.

“Mas, makan dulu!” kata istrinya sambil masuk ke kamar.

“Aku sudah makan dengan Zaki tadi,” jawab Fikry sambil menutup kembali lemari dan menghentikan pencariannya. Ada rasa sesal di pikirannya karena gagal menemukan yang dicarinya.

“Apa yang dicari, mas? Buku-buku sampai dikeluarkan semua?” tanya istrinya penasaran.

“Ah, gak. Aku cuma nyari catatan kecil yang diselipkan di buku, tapi lupa naruhnya dimana,” jawab Fikry sekenanya.

“Diingat-ingat dulu dimana naruhnya, mas!”

“Ya.”

***

Keesokan harinya Fikry melanjutkan usahanya untuk mencari. Dibongkarnya kembali semua buku agendanya. Dan …

“Ini dia yang saya cari,” gumamnya. Rupanya barang yang dicarinya terselip di saku plastik sampul buku agendanya bagian belakang. Dilihatnya sampul tersebut. Di sana tertulis angka 1988, yang menunjukkan tahun ditulisnya buku tersebut. Rupanya yang dicari Fikry sejak kemarin adalah sebuah foto berukuran kartu pos yang sempat menghiasi lemari kamarnya dulu. Foto yang membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak sejak kemarin saat bertemu Rina kakak Nurita. Foto yang sudah disimpannya, kini dicari kembali dan mengingatkannya ke masa lalu.

Dipandanginya foto itu berkali-kali. Sebuah wajah cantik dengan lesung pipinya. Wanita berambut panjang dengan tahi lalat kecil di dagunya. Ya, tahi lalat itulah yang membedakan antara Nurita dengan Nurina.

“Kreek …,” terdengar gagang pintu didorong dari luar. Dengan cekatan, Fikry segera memasukkan foto di tangannya ke dalam saku celananya.

“Belum ketemu catatannya, mas,” tanya istrinya ketika masuk dan melihat beberapa buku berserakan di lantai.

“Belum, ma,” kata Fikry berbohong. Dia berpura-pura masih sibuk mencari sambil terus membuka-buka lembaran bukunya.

“Mau dibantu, mas?”

“Ah, gak usah. Kamu kan lagi masak.”

“Sudah selesai masaknya, mas. Saya bantu, ya.”

Istri Fikry segera duduk di lantai dan tampak sibuk ikut mencari kertas yang dikatakan suaminya. Tak berapa lama Fikry menghentikan pencariannya.

“Sudahlah, ma. Kita cari kapan-kapan lagi, ya. Aku mau salat, dulu!” kata Fikry sambil mebereskan buku-bukunya kembali. Fikrypun segera bangkit dan beranjak ke luar kamar diikuti istrinya dari belakang.

***

Malam ini rembulan bersinar temaram. Cahaya purnamanya terhalang mega tipis di langit sebelah timur. Udara terasa sangat sejuk, maklum sore tadi baru turun hujan. Suara nyanyian jengkerik yang berkolaborasi dengan alunan nyanyian kodok terdengar merdu menambah keindahan malam ini. Nurita duduk di kursi panjang teras samping rumahnya. Dia tampak berbincang-bincang dengan santai ditemani suaminya.

Tiba-tiba handphone Nurita berbunyi. Dilihatnya siapa yang menelepon. Tanpa nama, berarti nomor baru yang belum disimpan di gawainya. Dia biarkan panggilan itu tidak diangkat karena dari nomor yang tidak dikenalnya. Tak berapa lama, handphonenya kembali berdering dengan nomor yang sama seperti panggilan pertama. Ada perasaan ragu untuk mengangkatnya, jangan-jangan panggilan ini adalah penipuan.

“Angkat handphonenya ma, barangkali penting!” saran suaminya.

“Ya, mas!” kata Nurita sambil meletakkan handphone di telinga kanannya.

“Halo …. Ya, benar. Ini dengan siapa?”

“Apa?” Nurita tampak terkejut dan segera mematikan handphonenya.

“Siapa, ma?”

Gak tahu, mas. Salah sambung kali. Nur gak kenal,” lanjut Nurita seperti menyembunyikan sesuatu.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aduh duh, akankah CLBK? Jangan doong hehe....

13 Nov
Balas

hehehe ... Trims kunjungan dan apresiasinya ibu

13 Nov

Keren pak...sehat dan sukses selalu

13 Nov
Balas

Terima kasih ... sehat dan sukses juga untuk ibu

13 Nov

Hhmmm kerennya, jadi penasaran kisah berikutnya. Lanjut...segera inggih bapak...!!

13 Nov
Balas

Terima kasih ibu

13 Nov

Salam literasi. Seperti saya hrs baca dari awal seri. Menarik dan penasaran saya.

12 Nov
Balas

Terima kasih ibu... salam literasi dan sukses untuk ibu

12 Nov

Duh ... kenapa mencari Nurita lagi Fikri? Bukankah masa lalu ? ... Lanjut, Pak.

12 Nov
Balas

Masa lalu tidak mudah untuk dilupakan ibu ... Trims ibu

12 Nov

Wao kayaknya clbk nih

12 Nov
Balas

hehe ... Terima kasih ibu

12 Nov

Mantap pak syamsul, cerpennya

12 Nov
Balas

Terima kasih ibu Yuli

12 Nov

Wah ternyata menjadi cerita misteri antara mereka semakin buat penasaran sukses selalu bapak

12 Nov
Balas

Terima kasih sukses juga buat ibu

12 Nov

Waduh, keren banget ceritanya. Diksinya renyah. Mohon ijin follow Pak..Semoga sukses selalu

12 Nov
Balas

Terima kasih ibu... sukses selalu juga

12 Nov

Ceritanya semakin keren kutunggu lanjutanya pak Syamsul semoga semakin sukses

13 Nov
Balas

Terima kasih ... sukses juga untuk Pak Supriyanto

13 Nov

semoga ... Terima kasih ibu

12 Nov
Balas

Jangan sampai Nurita berpisah dengan suaminya gara gara Fikri..

12 Nov
Balas

semoga ... Terima kasih ibu

12 Nov



search

New Post