Tak sengaja melihat angka lima di sudut aplikasi messenger. Artinya ada lima pesan yang belum dibuka. Penasaran, aplikasi tersebut diklik. Hmmm, rata-rata pesan itu dari pria. Setelah dibaca satu persatu, isinya berupa sapaan. Ada juga yang unik, mengajak ikut masuk anggota parpol.

Saya termasuk yang jarang membuka aplikasi messenger. Bukan tak ada alasan, biasanya pesan-pesan di aplikasi tersebut berasal dari orang tak dikenal. Kalau sekedar menyapa bilang "Assalamu'alaikum", "Hai", "Hello", dan lainnya masih dianggap wajar. Namun saya punya ketakutan tersendiri bila sapaan itu ditanggapi.

Pernah satu kali menjawab, akhirnya beruntun berbalas pesan. Dengan seseakun yang berasal dari luar negeri. Sepertinya dia seorang tentara yang telah berpisah dari istrinya. Mungkin dia terbiasa menyanjung wanita. Tak jarang sapaan seperti "honey" ia tuliskan dalam pesan. Akhirnya seseakun itu saya blokir. Saya tak menyukai caranya menuliskan pesan.

Pernah juga, ada yang minta bantuan. Padahal baru beberapa bulan kenal, karena sama-sama ikut pelatihan. Untung tak saya tanggapi. Ternyata akun teman itu diretas.

Sejak itulah saya tak begitu peduli dengan pesan-pesan di messenger. Ini adalah cara saya melindungi diri. Karena begitu banyak kasus penipuan yang berawal dari media sosial. Saya tak mau terjebak. Biarlah mereka bilang sombong atau sejenisnya.

#TantanganGurusiana