Besan bagaikan Saudara

Syofni Erita, 2-2-2019 no.62

Kita hidup berkeluarga punya suami, anak, adik, kakak, nenek, kakek. Aku mempunyai dua putri. Putri sulung sudah berkeluarga. Ia sudah mempunyai satu orang anak yang berusia 2,5 tahun. Mereka berada di Kota Bandung. Tak ada waktu yang tersisa, hanya kerinduan padamu. Di saat-saat begitu, aku meminta dikirimi vidio si mungilnya. Jangan dikira ketawa, tetapi sedih dan pilu menahan uraian air mata kerinduan karena si dia.

Berkeluarga adalah bersatunya dua keluarga besar menjadi keluarga yang lebih besar dan bahagia. Besan adalah sebutan yang ditujukan kepada orang tua perempuan dari kedua anak kita yang telah menikah. Begini ya, saya punya anak perempuan lalu menikah. Saya sebagai orang tua perempuan dan orang tua perempuan dari suami anak kita. Jadi antara mama dan mama itu disebut berbesan.

Minantu adalah suami/ istri dari anak kita. Artinya kalau anak kita perempuan maka suaminya kita panggil minantu, begitu juga kalau anak kita laki-laki maka istrinya kita panggil minantu.

Alhamdulillah aku berbesan seperti saudara, kenapa karena antara kami/ mama dan mama rasanya tidak punya garis pembatas apalagi dinding pembatas. Dinding pembatas artinya kami tidak sungkan/ malu untuk bercerira, bertemu, berbagi serasa dia adalah saudara kandung. Itulah kebahagiaan kita punya besan bila terjalinnya karena suka sama suka diantara kita. Sungguh bahagia punya besan bagaikan saudara. Dari itu aku berpesan," Wahai anak -anak muda bila kamu mendapat teman baru untuk calonmu maka ceritakan/ mohon izin dulu kepada orang tuamu sebelum hubunganmu terjalin erat karena rida Allahu menurut ridha orang tua.

Ini ceritaku tentang calon besan dari anak keduaku, calon lho, belum besan benaran sudah vagaikan saudara cerita bersama tentang anak-anak kita menghadapi langkah selanjutnya yaitu baluak tando/ dikenal orang dengan sebutan batuka tando/ tatimbang tando. Besan kedua berdomisili di Pekanbaru, jadi kami tidak bisa bertemu muka setiap hari namun masing -masing kami punya hati. Besanku yang pertama berdomisili di sekitar Bukittinggi Agam yang berjarak kira-kira 5 km. Kami bertemu setiap minggu dan pergi senam dan berjalan di lapangan wirabraja/ lapangan kantin. Itulah cerira berbesanku semoga kawanku juga punya besan bagaikan saudara. Alhamdulillah semua itu rahmat dari Allah.

Ini goresan ditulis tanggal 2-2-19 lagi-lagi terkirim 3-2-19, aduh, aku harus berlatih nih untuk memaksakan diri sendiri menulis setiap hari dan dikirim setiap hari.