Paguik Rindu

Syofni Erita, 25-1-2019 no. 43

Dulu, pertama bertugas mendidik anak bangsa, aku ditempatkan di Sekolah Dasar Inpres Kubu Ateh Gulai Bancah Bukittinggi Sumbar. Sekolahku terletak di belakang kandang kuda karena di sana adalah daerah pacuan kuda.

Rasa kekeluargaan di sekolah itu sangat baik antara sesama pendidik, hubungan kekeluargaan dengan penjaga sekolah sangat harmonis, bahkan hubungan sosial dengan masyarakat di sekiitar sangat baik. Memang luar biasa lingkungan masyarakat di Kubu Ateh.

Aku bertugas di sekolah itu 1983 sampai 1993. Wakaupun aku sudah pindah tugas ke sekolah yang mendekati rumah, namun kami saling rindu untuk berjumpa. Walau sesekali kami berjumpa namun tetap di hati.

Rabu, 23-1-2019 aku mendapat kabar bahwa istri penjaga sekolah Kubu Ateh dirawat di rumah sakit.

Tak pikir panjang, aku pergi membezuk beliau di Rumah Sakit Ibnu Sina yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Saat melihat beliau, kita tidak bisa berkomunikasi dengan si sakit.

Keesokan harinya, Kamis, 24-1-2019 pukul 13.00 handphoneku berdering. Wah, ada apa gerangan! Maksudnya apa yang terjadi? Innalilahi wainna ilaihi raajiuun telah berpulang ke rahmatullah istri penjaga sekolahku.

Aku pergi menjenguk ke rumah duka di daerah Kubu Ateh. Aku sengaja pergi hari iru juga supaya aku dapat melihatnya dan dapat bertemu dengan anak didikku yang dulu serta masyarakatnya.

Saat aku berada di sana, datanglah seseorang yang langsung "mamaguik" artinya mendekapku dari belakang. Wah, sungguh bahagia aku bertemu dengan siswa tahun 80- an. Ia bernama Nelda. Aku juga berjumpa dengan anak didikku yang lain seperti si Dona dan si Nur. Kami bahagia bersama dibalik duka nestapa. Bahagia bertemu anak didikku tahun 80 - an.

Semoga almarhumah tenang di alam sana.

Di balik duka ada suka.

Sekian dulu cerita diambang sore.