Sunyi
Sunyi
Syofni Erita, 7-2-2019 no.7
Ditinggal air mata menakung
Dengan senyum perih ditanam
Yerkapar di liang luka
Sembari ia tafakkur di liang perih
Kubuka diary di ujung malam
Kugores pesan perih disampaikan
Bergelayut di pucuk mata
Duduk terbungkam cahaya
Sayang relung matamu yang sunyi
Tak ada meretas berhektar sunyi
Akhirnya melukis di atas kanvas angin
Kutatap relung matamu yang sunyi
Tak kunjung matamu memeram kelam
Perjuangan telah usai
Namun riak melambai
Di sana tumpahkan tangis di atas tampah
Sampai menyibak sepi membentang pelangi
Tak kunjung mencumbu sunyi
Itulah angin mengiris kesunyian
Bukittinggi, 20-02-2015
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang indah Bu Syofni..
Terima kasih Bunda telah mampir