Kemungkinan yang tak mungkin
Mungkin aku adalah kemungkinan yang tak mungkin. Menerawang ke segala arah, namun tetap tak berarah. Aku termangu di sudut rumah bersama hening dan sepi yang begitu pekat. Bodoh rasanya jika aku meratapi kedunguan ini. Tak ada yang peduli. Aku terus memejam, menikmati diam. Mengorek segala yang terpendam.
Aku terlalu lama berlakon di panggung mimpi. Aku terlalu naif memamerkan rangkaian kata, sedangkan cerita butuh warna. Aku terlalu lantang berkata-kata, sedangkan bicara butuh suara.
Aku tak ingin berbagi tangis. Tidak dengan siapa pun. Biarlah malam menjadi tempat tercurahnya tangis yang tak terbendung karena ada banyak hati yang tergugu di malam sepi. Aku menyesal telah menghabiskan waktu dengan cerita yang salah. Bukan, aku menyesal bukan karena cerita mu. Kau tak salah. Hanya saja yang aku sesalkan mengapa aku turut hadir dalam alur cerita itu.
Ah, biarlah rayap yang akan menggerogoti waktu, habis tak bersisa. Yang aku perlu hanya waktu untuk membakar cerita tentang kita, lenyap ditelan bara.
Dalam sunyi, hening tak bertepi, aku tersedu. Sebab nanti akan menjadi kemarin yang kita lupakan. Sudahlah, jangan ikut larut dalam kedunguan ini. Aku bangkit. Hening. Berbalik arah, melangkah ke peraduan menemui sepi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cakep puisinya Pak Sukri, diksi yang indah menyiratkan kegalauan hehe, salam kenal
Puisi penuh makna. Salam sukses pak.
Keren puisinya. Semoga sukses selalu Pak.