Tabrani Yunis

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Anak-Anak Malas Membaca

Oleh Tabrani Yunis

Hmm, anak-anak di sini tidak punya niat membaca. Mereka malas-malas pak. Ujar seorang guru kala penulis mendatangi beberapa sekolah untuk mengajak sekolah secara bersama membangun gerakan literasi. Di tangan penulis terselip beberap edisi majalah Anak Cerdas yang penulis terbitkan. Mendengar ucapan seperti itu, penulis tercenguh sambil melirik ke lingkungan sekolah.

Ooooo, begitu ya? Jadi anak-anak di sini malas membaca ya? Tapi melihat bangunan sekolahnya bagus sekali, rapi dan bahkan punya pajangan visi dan misi yang sangat hebat. Sayang sekali ya, kalau anak-anaknya malas membaca, ujarku. Tidak seharusnya anak-anak kita malas membaca, karena kalau mereka malas membaca, pasti guru yang akan sangat repot. Ya, repot menjelaskan setiap kata yang disampaikan kepada anak-anak. Bisa-bisa mulut guru akan berbusa-busa dan wajah jadi letih karena memberikan penjelasan yang panjang lebar. Padahal, kalau anak-anak rajin membaca, beban guru semakin mudah, ya kan bu?

Ya, benar pak. Tapi begitulah kondisinya di sini. Aku pun kemudian berbalik bertanya, setelah sekian lama mendengar paparan seorang guru tersebut. Nah, kalau anak-anaknya malasa membaca itu karena apa? Apakah memang mereka tidak mau membaca, atau karena tidak tersedia bahan bacaan?

" Ya, mereka tidak mau membaca". Mereka lebih suka bermain-main. Ujar sang guru. Aku pun kemudian mengejar dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Bagaimana dengan ketersediaan bacaan? Apakah sekolah sudah menyediakan bahan-bahan bacaan yang cukup untuk dibaca anak-anak? Ya, sudah dong pak, timpalnya. Di sekolah ini banyak buku. Bukunya tersimpan di lemari dan juga ada di pustaka.

Buku-buku apa saja yang disediakan di sini? Ya, buku paket. Buku paket saja mereka malas baca, apalagi di luar buku paket?

Hmmm, begitu ya? Nah, buku-buku paket. Buku-buku itu dibaca anak di kelas dan juga dibaca di rumah. Kira-kira, menari tidak ya? Kita bisa bayangkan, di kelas membaca dan membahs buku paket, di rumah mengerjakan PR menggunakan buku paket. Jadi muak, bukan?

Tentu saja muak. Jangankan anak, kita juga pun muak. Lalu, bagaimana dengan guru? Apakah guru-guru di sini suka membaca? Sang guru terdiam.

Nah, cerita seperti dipaparkan di atas, kiranya bisa terjadi di mana saja di sekolah-sekolah kita. Percaya atau tidak. Setuju atau tidak, banyak di antara kita yang selama ini suka menjatuhkan tuduhan kepada anak, bahwa anak malas membaca. Padahal, belum tentu. Anak bukan malas membaca, tetapi karena tidak ada bacaan yang menarik disediakan oleh pihak sekolah. Andai saja pihak sekolah atau pemerintah menyediakan buku dan bacaan di sekolah dengan hati nurani, maka buku-buku dan bacaan yang mearik akan hadi di sekolah-sekolah. Pihak sekolah lebih suka membeli buku yang banyak, tetapi tidak menarik minat untuk dibaca. Pihak kepala sekolah lebih suka memesan buku yang discountnya besar, dari pada membeli buku mahal dan disukai anak. Celakanya, dalam kondisi seperti ini, yang dituduh malas membaca adalah anak-anak.

Kiranya, kini bukan saatnya lagi kita menuduh anak-anak malas membaca, ketika kita sendiri tidak memberikan contoh membaca yang baik dan benar kepada anak. Tidak adil kalau kita tuduh anak malas membaca, ketika di sekolah tidak disediakan bahan bacaan yang menarik minat anak-anak membaca. Bila ini masih kita lakukan, maka akan selamanya anak berda pada posisi yang dirugikan.

Saatnya kita berubah. Kita bangun kembali minat baca bersama. Bukan hanya minat baca anak-anak, tetapi juga minat baca guru. Kita harus mulai sekarang, kita mulai dari diri kita. Sekolah jangan hanya berkata, ayo nak kita membaca, sementara bahan bacaan yang menarik tidak disediakan. Jujurlah pada diri sendiri.

https://www.youtube.com/watch?v=9p0SNkifBUw
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantab. Terima kasih inspirasinya.

16 Sep
Balas

Saatnya kita berubah......Jujurlah pada diri sendiri, sepakat Pak

16 Sep
Balas

Itu realitasnya, Pak. Ayo mulai berbenah.

16 Sep
Balas

Para guru memang harus berbenah. Bila tidak akan tergilas

16 Sep
Balas

Jujur itu kunci hidup yang selalu menyelamatkan kita

16 Sep
Balas



search

New Post