Tanti Malike

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Syndrome Sarang Kosong

Pada 2004 kami diperkenalkan oleh teman saya yang bernama Herlina, Herlina pada saat itu berkerja di perusahaan swasta Dosniroha.Herlina adalah teman PascaSarjana saya di UniversitasTrisakti.Herlina memperkenalkan saya pada teman temannya sekantor (colleague).”Tan..aku ada teman nih bujangan umurnya sudah 32 tahun”. Sekilas saya berfikir “haduh tua banget yaa”..Akhirnya kami diperkenalkan dengan ber SMS via handphone terlebih dahulu.Disinilah akhirnya kami berkenalan dan janjian untuk bertemu.Kami bertemu di Universitas Tarumanagara dan bermain ke Mall Citraland.Disinilah kami bertemu makan di McDonald, saya tidak makan cuma minum.Yang berherankan adalah dia bertempat tinggal di Cibinong bogor dan saya di Kalideres.Setiap malam minggu dia datang kerumah untuk bertemu dengan saya. 6 bulan berjalan akhirnya kami memutuskan untuk menikah di bulan Agustus 2004. Kami tinggal di Cibinong saat awal menikah selama kurang lebih 3 bulan. Di bulan Desember 2004, saya dinyatakan hamil, awal-awal dibulan ini saya harus menjalani tes Pegawai Negeri dan suami saya pun begitu.Saya tes PNS di DKI sedangkan suami saya tes PNS di Kabupaten Bogor.Setelah 2 bulan kemudian pengumuman pemda DKI dan Kabupaten Bogor pun diumumkan,dan kami pun berdua lulus. Alhamdulillah.

Perbedaan umur kami yang terpaut jauh 8 tahun, suami anak bungsu sedangkan saya anak sulung.Karakter anak bungsu yang selalu maunya dilayani sedangkan anak sulung melayani. Jarak pun terpisah kami tinggal ditempat yang berbeda. Saya di DKI sedangkan suami di Kabupaten Bogor Cibinong.Dan Hal ini berlangsung sampai anak berjumlah tiga. Kami berasal dari latarbelakang yang berbeda. Suami dari Sumatra Barat sedangkan saya berasal dari Jawa.

Pengalaman mengesankan saya selama bersama adalah dia seorang laki-laki yang tertanggung jawab. Sewaktu pulang ke Jakarta dia selalu membawa candaan yang bisa membuat saya tertawa.

Situasi Sarang Kosong yang suatu saat pasti akan kita hadapi

Syndrome Sarang Kosong...

Bagi pasangan seperti saya yang memiliki anak-anak yang beranjak dewasa yang pada akhirnya yang tetap tinggal dirumah hanyalah diri kita bersama Pasangan.Betapa pentingnya membina hubungan yang baik dan hangat dengan pasangan. Hanya pasanganlah yang akan selalu disisi kita sebagai sahabat sebagai teman ngobrol dan sebagai kekasih.

“Pasangan Kitalah Sahabat kita yang sejati”.

Pada Akhirnya sahabat kita yang sejati adalah pasangan kita .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post