#TAGUR KE 454

Terdengar suara tangis dari sikecil anakku yang sedang berbaring di atas sofa bersama kakaknya yang sedang belajar secara online. Aku sendiripun sedang menyiapkan masakan untuk sarapan keluarga aku, mereka semua sibuk dengan tugasnya masing-masing. Suara tangis itu perlahan tapi terus merengek saja. Aku diam saja dulu selama masih tidak menganggau kakaknya yang belajar.

“Adik diam dulu ya, kakak lagi belajar,”kata ayahnya yang juga sedang bekerja. “Sebentar lagi ibu datang membawa sarapan Icha,”kata ayah sambil terus bekerja. Icha diam sebentar diingatkan ayahnya dan dia lanjut lagi bermain game sambil minum susu. Icha masih berusia 4 tahun, dan dia masih senang ‘ngempeng’ sambil tiduran. Icha masih asyik main gameonline, dengan senangnya dia bermain sambil tertawa-tawa, terkadang dia ikut berbicara seperti yang ada di youtube, memperagakan peran yang ada di video tersebut sebagai seorang putri.

Tak lama terdengar jeritan Icha sangat kencang sekali, dia menangis sambil berguling-guling. Semua yang ada di rumah kaget dan terhenti dengan kegiatannya masing-masing. Ibu yang sudah selesai langsung lari ke ruang tamu dan menanyakan Icha kenapa menangis sambil mematikan video yang sedang beputar, tambah kencang begitu ibu mematikan video tersebut. Icha meronta-ronta dan menunjuk video yang sudah dimatikan ibunya. “ibu jangan matikan video Icha, putal lagi ideonya. Icha mau main sinetlon sepelti itu?”kata Icha sambil menangis dan meronta.