Bila Suatu Hari Nanti
Oleh: Tantrileo
#Tagur ke-364 (365)
Bila suatu hari nanti
raut wajah itu tak lagi menyinari
berdiam diri tak bergeming ilusi
akan terus kuuntai menjadi sebuah diksi
dalam bentuk merekahnya hati
Bila suatu hari nanti
tak lagi kusesap aroma wewangi
pada sudut-sudut taman yang menyendiri
tak mungkin kubiarkan melangkah pergi
melekap dalam lamunan yang tak kan kembali
Derap langkahku berjalan perlahan, mengiringi dedaunan
tersenyum indah pada mentari yang memenuhi curahan
hingga pada suatu hari nanti kusadari dengan membumbung kemungkinan
untuk menanti satu hal yang kau sebut: kerinduan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar