Kutinggalkan Negeri Tercinta Demi Anak Tunggalku
KUTINGGALKAN NEGERI TERCINTA DEMI ANAK TUNGGALKU ( bag 2)
Mata indahnya tak lagi berkilau
Berkabut sendu berbalut resah
Bias bias kaca mengembun di sudut lensa
Ia tak menatapku dengan senyum
Berjuang melawan gundah
Karena ia akan kutinggalkan
Avanza hitam sudah parkir dari subuh, rencana 6.30 kami akan berangkat ke Lampung, agar sampai di lokasi BLK sebelum magrib. Agent Ramli dan Lause Meme sudah menunggu di mobil.
Sejak sholat subuh Nadhif udah bangun, dia tidak henti hentinya memelukku,menciumku. Harus diakui pagi ini terasa mencekam, makku bolak balik ke kamar mandi, menyembunyikan tangisnya. Bak juga duduk diam di ruang tamu, kami larut dengan kata hati masing masing.
Dua tas besar sudah disiapkan Mak, satu berisi pakaian dengan segala kelengkapan pribadiku. Satu tas lagi berisi makanan kecil, ole oleh khas daerahku. Semua Mak yang mempersiapkan , kata mak buat teman teman di sana.
Pak Ramli sudah menyalakan mesin mobil, aku peluk buah hatiku, kutahan agar butiran hangat ini tidak tumpah.
" Bunda berangkat ya Sayang, Nadhif baik baik sama Abah dan mimih, jangan jajan yang manis manis , banyak minum air putih ya Sayang!"
" Bunda di sana juga yang sehat ya Bun, cepat pulang"
Kutarik nafas dalam dalam, sedih ini tak dapat lagi sembunyikan, mataku mulai basah. Kusalami Abak dan Mak,
" Maafkan Bak, Mak, izinkan Rika, mohon doanya untuk kelancaran pelatihan di sana. Titip Nadhif Mak,...mohon maaf Rika merepotkan Mak" ah telaga bening ini tumpah lagi.
" Berangkatlah Nak, kami ikhlas merawat Nadhif, mudah mudahan Allah mudahkan"
Ahhh, benar benar mengharu biru , rasanya ingin kubatalkan kontrak ini, menatap Nadhif, melihat Bak dan Mak, semua bermata basah. Nadhif bergayut di lengan Bak, air matanya mengalir walau tanpa tangis, namun dadanya turun naik sangat cepat. Bak juga tidak kalah sedih, wajah tuanya makin memperlihatkan kerut kerut tegas karena menahan tangis. Mak juga dari tadi menahan isaknya, matanya berkedip kedip menahan air mata.
Kakiku sudah melangkah ke arah mobil, aku tak berani menatap orang orang terkasih yang akan kutinggalkan. Tisssu di tangan sudah tak karuan bentuknya, cairan hidungku mengalir terus, karena aku menangis, tangisan yang sudah tidak jelas sebabnya, perih , pedih, nyeri, rasa syukur juga ada, ya Allah kuatkan lah kami...
@@@@@@@@@@@@@@@@@
Menjelang jam 5 sore kami sudah sampai di lokasi. Di BLK sudah ada beberapa orang teman yang akan dipersiapkan untuk berangkat sebagai TKI. Mereka masih muda muda, rata rata berusia 25 tahun. Saya termasuk yang paling senior.
Pak Ramli, memberikan beberapa informasi dan aturan selama pelatihan di sini. Di kamar mandi tidak boleh lebih dari 10 menit, kalau mandi air cukup 8 gayung. Semua hp dititip dari Senen pagi sampai jam 7 Sabtu malam.
Waktu untuk berkabar pada keluarga hanya malam minggu dan Minggu siang. Tapi Sabtu dan Minggu juga ada kegiatan bersama, piket asrama dan masak bersama.
Secara tertulis, aku di BLK selama dua bulan. Dari jadwal terpampang tentang latihan latihan sebagai seorang perawat serba bisa. Mulai dari belajar, memapah orang tua yang struk, mengganti popok untuk struk yang hanya bisa tidur saja. Mengganti alas tidur, memindahkan pasien ke kursi roda. Memberi makan lewat selang di hidung .Membersihkan kamar pasien.
Disamping itu juga belajar memasak masakan China, Taiwan, Korea. Kami juga belajar bahasa Mandarin, China...wah jadwalnya cukup padat
Baru seminggu aku di BLK, aku dapat kabar anakku sakit. Aku bener bener sedih. Kulantunkan doa untuk kesembuhan Nadhif.
Terbayang repotnya Mak, mengurus Nadhif, ke kebon, sekarang lagi musim bertanam.
Rasanya ingin terbang, memeluk anakku. Nadhif kalau sakit selalu ingin dipeluk, sekarang tentu ia juga dalam kesedihan , tidak bisa bermanja-manja pada bundanya.
Ya Allah, minggu ke dua ada kabar buruk lagi, Bakku yang sakit, aduhhh aku bener bener oleng. Rasanya ingin mengakhiri pelatihan ini
Pemilik langit dan bumi,
Di tanganMu semua yang Engkau ingin
Pada Kuasa Mu semua yang terjadi
Berikan hati yang jernih, fikiran yang lapang
Kesabaran yang luas atas segala ketetapan Mu
**(censored)**
(kisah hidup seseorang,
dan sudah diizinkan)
bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Perjuangan yang luar biasa. Mantap Bu
Terimakasih support nya Mbak
Pasti beliau orang hebat..salam dari saya bunda
Terimakasih Bun, salam kembali
pergi untuk kembali pulang ...ya
Pasti pengen pulang Bun, nggk kuat rindu dg negeri tercinta
Sebuah perjuangan yg luar biasa...keren menewen....salam kenal
Terimakasih Pak, salam kenal kembali