Tati mulyani

Lahir di Sungai Sirah, Pariaman Sumatra Barat 31 Juli 1971. Pendidikan Terakhir, Fisika UNP 90 Tugas pertama di SMP Muara Nasal Bengkulu Selatan (1997_2005) s...

Selengkapnya
Navigasi Web
MAAFKAN EMAK, TAK MEMBERI JAJANtagurharike37

MAAFKAN EMAK, TAK MEMBERI JAJANtagurharike37

Sejak kelas satu SD, setelah bisa berhitung tugas Mak ke pasar aku yang menggantikan. Pertama belanja ke pasar ,aku agak agak cemas, takut di jalan, kuatir nggak bisa berkomunikasi dengan pedagang, maklum saat itu usia belum genap enam tahun. Yang ke dua, ke tiga kali, jadi keterusan. Aku bisa pastikan, sejak bisa berhitung Mak tidak lagi pernah ke Pasar.

Menurut Mak, kalau aku ke pasar, pulangnya cepat, tidak pakai lama. Bisa dipastikan setengah jam sudah sampai lagi di rumah. Padahal untuk pulang pergi ke pasar hampir 2 km. Kemudian yang dibeli selalu lengkap sesuai pesanan. Iya sih, aku kalau ke pasar tidak mau berlama-lama, langsung ke tempat bahan yang dibeli. Waktu kecil aku tidak suka membanding-bandingkan harga, asal merasa nyaman berkomunikasi dengan si penjual, maka aku akan jadi langganan. Walaupun kata orang harganya mahal, aku memilih kenyamanan psikologi ( anak kecil kok udah tahu rasa nyaman ya😍😍)

Setiap ke pasar aku minta uang lebih untuk jajan, tapi Emak nggak ngasih. Kata Emak, beli aja sesuai pesan Mak, ini uangnya. Kalau bisa terbeli semua, lalu ada uang sisa, boleh dipake jajan. Jadinya uang belanja aku yang ngatur, kalau Mak suruh beli cabe seratus rupiah, aku beli tujuh puluh lima rupiah, dua puluh lima rupiah dipakai jajan. Dosa nggak ya? Kejadian terus berulang. Mak nggak pernah bertanya harga belanjaan ku . Mak sudah sangat senang , karena semua yang dipesan ada, dan aku tidak bermain main, selalu cepat sampai di rumah. Bahasa kerennya bisa diandalkan 😂. Namun begitu dewasa , aku merasa yang aku lakukan itu tidak baik. Aku minta maaf sama Mak, mohon diridokan, karena sering korupsi uang belanjaan Mak. Jawaban Mak mencengangkan.

" Mak tahu kok, Mak yang minta maaf nggak bisa ngasih jajan, tapi kamu cerdik, tidak mengurangi bahan yang Mak perlukan"

Ternyata tukang dagang bercerita, aku suka nawar, kalau ke orang dijual seratus rupiah, maka ke aku dijual tujuh puluh lima rupiah, karena yang dagang merasa kagum anak kecil berani ke pasar, maka beliau juga ikhlas menjual lebih murah. Ya Allah semoga ini bukan dosa

2 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Bu...anak kecil sudah secerdas itu.

02 Jul
Balas

Terimakasih Bun

03 Jul
Balas



search

New Post