Akhirnya kontinuitas diriku terganjal di hari ke-25. Harus aku ulang dari awal lagi. Jika dibandingkan dengan seniorku disini, mungkin aku masih tidak ada artinya. Seniorku sudah melewati kesekian ratus langkah namun harus mengulang dari depan. Tapi biarlah, tak perlu disesali. Anggap ini sebagai latihan untuk memelihara kosa kataku. Semua jalan tak harus dilalui dengan aman dan lurus, pasti ada rintangan disetiap perjalanan. Dinamika hidup kadang tidak seirama dengan keinginan kita.

Seperti hari ini, kami peserta diklat calon kepala sekolah merasakan dinamika yang sungguh luar biasa. Dinamika itu layaknya ombak lautan yang saling berpacu menuju pantai harapan. Semua peserta larut dalam iramanya. Semangat yang semula hanya sebatas enggan, kini berubah menjadi rasa optimis yang tinggi. Tidak nampak lagi air muka yang keruh, semua bagai air terjun yang jernih dengan segala daya potensialnya. Rasa pesimis yang semula menggelayuti , kini hilang berganti semangat dan optimis yang tinggi. Aura positif telah memenuhi ruang pikiran kami. Ini merupakan langkah awal yang bagus untuk menjaga suasana hati yang dibangun oleh para instruktur kami.

Memang kami bukan yang terbaik. Kami tidak akan mungkin selalu putih, namun kami berusaha untuk tidak terlukis hitam lagi. Biarlah kami tetap menjaga semangat ini seperti apa adanya sampai mencapai tujuan itu. Kami hanya ingin berbuat lebih dari pencapaian kami selama ini. Ini merupakan sebuah dinamika baru yang akan kami lalui. Dan itu tidaklah mudah bagi kami. I do my best, you do your best, we do our best.