Aplikasi rintisan Rusia 2017 lalu telah menjadi primadona di jagad maya. Ialah FaceApp, aplikasi yang bisa merekonstruksi dan memprediksi moda perubahan pada wajah. Sama seperti aplikasi lainnya, umumnya diterbitkan untuk kesenangan dan keperluan teknis sehari-hari.

Tapi ada yang mungkin tidak kita ketahui tentang motif asli dari munculnya aplikasi tersebut dan aplikasi lainnya yang sejenis.

Ya, tentu BISNIS! Selain itu? Kita tidak pernah menyadari bahwa atmosfir dunia berada dalam kondisi "perang data", dimana terkadang Bisnis dan Perang, bisa sejalan seiring sesuai pelaku utamanya. Mungkin ini tampak dibesar-besarkan, namun sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia memang pangsa pasar yang paling diminati, apalagi tingkat konsumerisme kita juga tinggi.

Mari perhatikan pernyataan Tim Perusahaan saat aplikasi itu akan digunakan yang dirilis portalsatu,18 Juli 2019

"Anda memberi FaceApp lisensi dan sub-lisensi abadi, tidak dapat dibatalkan, tidak eksklusif, bebas royalti, dibayar penuh, dapat ditransfer untuk menggunakan, mereproduksi, memodifikasi, mengadaptasi, menerbitkan, menerjemahkan, membuat karya turunan, mendistribusikan, melakukan dan menampilkan secara publik menampilkan konten nama pengguna atau kemiripan apa pun yang disediakan sehubungan dengan konten pengguna,” Tulis pihak aplikasi dalam syarat dan perjanjian. Begitulah, FaceApp hanya satu dari sekian banyak aplikasi potensial yang dijadikan alat bisnis, katalis data dan instrumen perang digital.

Di tengah banjir besar perkembangan produk berbasis IT, selazimnya kita benar-benar mempertimbangkan kewaspadaan, efektifitas dan kontrol atas pemanfaatannya.