Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web

Kesan tentang Debat Calon Presiden, Belum Menggigit!

Kesan : Debat Pertama Calon Presiden, Belum Menggigit!

Selepas menyaksikan dan menyimak rangkaian debat pasangan calon Presiden RI beberapa hari lalu, penulis hanya terpikir dua hal. Pertama, apakah nantinya setelah seluruh rangkaian tema debat digelar akan mengubah persepsi calon pemilih?. Kedua, debat pertama ini masih menampakkan suasana grogi (semacam demam panggung), itu terindikasi dari gestur masing masing pasangan calon presiden. Misal, dari pihak Jokowi-Maarif, lebih mengandalkan poin-poin yang telah disiapkan oleh Timses, bahkan saat menyampaikan pernyataan penutup pun masih mengandalkan poin-poin yang telah disiapkan (padahal panitia mengharapkan statemen yang spontan sambil memberikan apresiasi ke rekan debat). Rasa grogi itu makin tampak manakala, kedua Paslon (diawali oleh Jokowi-Ma'arif )menyalami Prabowo-sandi di tengah podium, padahal moderator belum mempersilahkan.

Gestur grogi dan sedikit tertekan tersebut memang wajar muncul dalam suasana debat yang ditonton oleh khalayak ramai. Apalagi ini merupakan debat yang pertama dengan tema seputar hukum. Hanya saja, kandungan narasi yang disampaikan kedua pasangan masih terasa dangkal, sebagian beralasan karena waktu yang sangat terbatas. Kedangkalan itu tergambar dalam solusi solusi yang ditawarkan, yang terkesan normatif. Semisal, menaikkan gaji penegak hukum dengan jaminan sanksi yang berat bila korupsi. Atau merevisi kembali kebijakan yang lebih mengarah pada penyederhanaan layanan masyarakat. Dari pihak Prabowo-Sandi, akan memetakan potensi terorisme dengan skala daerah dengan memperkuat jaringan inteligen, dengan catatan, bisa saja terorisme itu muncul karena ketidakadilan atau pesanan" dari luar. Sedangkan Jokowi-Maarif, menilai penanganan terorisme dari sudut pencegahan dan pembinaan.

Bila kembali ke poin pertama di paragraf atas, apakah debat yang terkesan masih formalitas ini dapat mengubah persepsi masyarakat pemilih?, Maka asumsinya, bila debat dan narasi debat yang disampaikan hanya sebatas normatif dan kurang "menggigit ", bisa jadi pengaruhnya tidak signifakan, kecuali hanya sekadar penakar indikasi demokrasi kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow harus menggigit yah Pak, tapi mungkinkah itu. Sukses selalu dan barakallah

23 Jan
Balas

Terima kasih, Buk Siti dan Pak Khalid. Moga sukses dan berkah

23 Jan
Balas

Kalau tak ada gigi, bagaimana bisa mengigit? Mungkin begitu ya. Salam sukses! Barakallah.

23 Jan
Balas



search

New Post