Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web

Puisi: Eksperimen, Estetis dan Gengsi!

Ingin Bereksprimen dengan Puisi?

Sebagai media ekspresi, puisi sangat terkesan ekslusif. Ini tidak semata karena persepsi, tapi karena rendahnya literasi pendidikan kita. Di samping itu juga karena budaya apresiasi terhadap puisi memang minim. Maka wajar sekali tidak banyak penerbit yang mengidolakan buku puisi. Zaman pun kini lebih condong pada kata yang berabstraksi dalam bait (syair ) lagu dengan ragam musik.

Namun semua kita hampir sepakat bahwa puisi memilki arti penting tersendiri, dengan kaidah dan kosmosnya yang khas. Bahkan jamak dianggap bahwa puisi memerlukan bakat. Pakar menyebutnya bakat linguistik.

Bagaimanapun, bakat tetap memerlukan latihan, dan yang merasa tak berbakat puisi juga bisa melatihnya. Karena masing-masing kita telah mempunyai dasar bahasa yang memadai, baik dalam membaca, bicara dan menulis.

Jadi kita bisa memulai eksperimen dengan puisi guna mengungkapkan peristiwa batin ataupun gejala sosial. Dengan menjadikan puisi sebagai wujud ekspresi estetis (dan berkelas), maka kualitas kata sebagai media ungkap menjadi elemen yang menentukan.

Sebagian menganggap bahwa kata memiliki maknanya sendiri, sebagian lagi yakin bahwa kata (apalagi dalam puisi) bisa bermakna ganda dan bahkan bisa diberi makna baru. Dalam hal ini, penyair sekaliber Pak Sapardi Djoko Damono, memberi penegasan bahwa diantara tugas penting bagi penyair adalah memberikan warna baru dalam khazanah kata dan melestarikannya.

Untuk itu, saat berksperimen dengan puisi, awalilah dengan menghayati setiap kata dan memadu-padankan kata itu pada kata lainnya yang dianggap mewakili maksud dari puisi yang akan ditulis. Selebihnya tinggal dituliskan dan terus berusaha menambah formula kosa kata baru dengan membaca karya sejenis atau tulisan lainnya.

Dalam eksperimen ini, kita bisa memulai dari pengalaman yang paling berkesan, situasi yang akrab atau persepsi kita tentang suatu peristiwa.

Mari kita coba dari judul/objek berikut!:

"Rumah", pilihlah semua unsur kata yang dapat membangun pengertian dalam menyampaikan maksud kita (rasa batin kita) perihal judul/objek di atas (terkadang bisa saja judul ditulis kemudian).

Lazimnya, kata yang dipilih adalah kata yang memang memiliki unsur indah dan bermakna khusus. Lalu lanjutkan hingga menjadi baris dan bait hingga bait lainnya sesuai keperluan.

RUMAH

Bukan semata batu dan tiang

dengan dinding ruang yang menawan

penuh kelengkapan dari ego dan gengsi.

...........

Kita bisa juga berksperimen dengan bebas dalam menyusun bait dan tipografinya:

RUMAH IDAMAN

Rumah luas

yang diisi

dengan rahmah.

Tanpa

atap yang bocor

karena alpa dari ibadah.

Selanjutnya......

RUMAH

Rindu rindu

terhimpun.

Waktu

menggumpal syahdu.

Ke Yang Satu.

......

Cobalah terus bereksperimen dengan puisi, jadikan ia bernuansa estetis dan bergengsi.

Abaikan dulu hal hal formal dan persepsi orang lain.Jadikan puisi itu sebagai potret ataupun jejak ekspresi kita yang sejalan dengan Kebaikan Universal dan misi kemanusiaan kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih ilmunya. Salam kenal

28 Jan
Balas

Dedikasi untuk meyemarakkan puisi sebagai media ekspresi yang potensial dan berkelas. Selamat berkarya dan Terima kasih atas kunjungan.

27 Jan
Balas



search

New Post