Taufiku

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Memimpin Pada Prabowo

Belajar Memimpin Pada Prabowo

Saya terbahak menyaksikan Prabowo menyampaikan pidato kemenangannya di layar televisi. Seperti melihat komedi saja, padahal tampak keseriusan di raut wajahnya. Tetap saja saya tertawa.

Saya pendukung Prabowo dalam kontestasi pilpres kali ini dan sebelumnya. Sebagai pendukung dua pilpres tentu saya berharap Prabowo menang. Namun, rasa kecewa muncul ketika semua lembaga survie menyajikan data kemenangan Jokowi.

Sebagai pendukung bukan pemuja, maka saya menerima saja berita kekalahan Prabowo seperti yang tampak dalam hasil hitung cepat. Survie dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah bukan menerawang. Karena itu survie yang dilakukan dengan professional akan menghasilkan data yang valid. Pada pemilihan-pemilihan sebelumnya terbukti hasil survie tidak berbeda jauh dengan perhitungan resmi KPU.

Di status efbe, saya mengucapkan selamat kepada pendukung Jokowi. Ya, kepada pendukungnya karena pendukungnya yang membuat Jokowi menang. Merekalah yang tak henti-hentinya mengampanyekan dan membela Jokowi di media.

Selang beberapa menit, Prabowo muncul di layar televisi mendeklarasikan kemenangannya. Jangan-jangan orang ini stres karena dua kali kalah, pikir saya sambil tertawa.

Saya tidak sendiri yang berpikir seperti itu. Banyak teman-teman yang mengira menantu Soeharto ini mengalami gangguan jiwa.

Sehari setelah hari pemungutan suara, saya menyadari pikiran saya tentang Prabowo salah. Sikap prabowo yang dengan percaya diri menyatakan dirinya menang dan akan menjadi presiden itu benar. Sudah seharusnya sebagai pemimpin ia bersikap seperti itu.

Ini bukan tentang tidak mau menerima kekalahan. Andai Prabowo benar-benar kalah, sebagai seorang kesatria dengan jiwa besar ia akan mengucapkan selamat kepada Jokowi.

Lihatlah ketika ia berdebat disaksikan jutaan rakyat, berulang kali ia menyatakan setuju dengan program atau gagasan Jokowi ketika menganggap gagasan itu baik. Padahal saya sebagai pendukungnya kesal dengan sikap tersebut. Dalam debat harusnya tidak boleh dengan gamblang mengakui/membenarkan gagasan lawan. Entah bagaimana caranya, program lawan mesti dikritisi.

Tapi Prabowo adalah sosok yang tidak tinggi hati. Ia mau mengakui kebenaran lawannya jika memang benar. Begitupun dalam pilpres ini ia akan mengakui kekalahannya jika memang kalah dan lawannya menang.

Sekarang ia belum kalah. Prabowo seorang prajurit yang dididik pantang menyerah dalam medan pertempuran. Seorang prajurit akan terus bersemangat untuk berjuang meraih kemenangan bahkan pada saat menemukan tanda-tanda kekalahan.

Sebagai seorang komandan, Prabowo harus mampu mengobarkan jiwa juang pasukannya. Ia tak cukup hanya semangat sendiri sementara pasukannya lesu. Tugas seorang pemimpin adalah membakar semangat yang dipimpinnya.

Saat ini Prabowo tengah memimpin pertempuran menyelamatkan suaranya. Suara rakyat yang dipercayakan kepadanya. Inilah saat-saat genting pertempuran yang menentukan kemenangannya. Ia harus memberi rasa optimisme kepada pasukannya bahwa perang belum usai dan pasukannya akan menang. Prabowo telah melaksanakan tugasnya sebagai komandan yaitu dengan mendeklarasikan kemenangannya.

Andai Prabowo menyatakan kekalahan maka pasukannya tidak mungkin bersemangat menjaga suara. Untuk apa berpayah-payah sementara pemimpinnya telah menyatakan kalah. Untunglah Prabowo adalah pemimpin yang mengerti tugasnya. Pasukannya pun terus berjuang karena memiliki harapan untuk menang.

Bila menjadi pemimpin, belajarlah pada Prabowo. Ia memimpin hingga, menit dan garis terakhir.

“Seorang pemimpin adaalah pemberi harapan.” –Napoleon Bonaparte-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa, awalnya sayapun beranggapan demikian. tapi setelah berbagai informasi yang saya dapat akhirnya sayapun memiliki pemikiran yang sama dengan njenengan pak. Sudah lama tidak ketemu pak

19 Apr
Balas

Belum ada kesempatan bertemu, Bu.

19 Apr

Yah, itulah beratnya menjadi pemimpin. Optimisme harus dibawa sampai kapanpun. Salam kenal bang!

19 Apr
Balas

Salam kenal juga...

19 Apr

Ulasan yg menarik betapa pentingnya faktor kepemimpinan dalam memperjuangkan tujuan bersama yg telah ditetapkan.

19 Apr
Balas

Saya juga pd mulanya begitu... Yah kalah

19 Apr
Balas

Perhitungan sendiri untuk menebar optimisme tidak apa-apa. Tapi kalau sampai untuk deklarasi kemenangan ? Keblinger itu namanya Deklarasi kemenangan ya tunggu hasil perhitungan KPU

19 Apr
Balas



search

New Post