Taufiku

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Niat Baik yang Tak Baik

Niat Baik yang Tak Baik

Andai mau bertanya, saya tak akan mengalami pengalaman pahit ini. Sayangnya, sudah terjadi dan penyesalan selalu datang kemudian.

Berawal dari niat mengurangi sampah dan memanfaatkan benda bekas, saya menggunakan kaca yang tak lagi digunakan sebagai bahan membuat media pembelajaran. Di sekolah banyak kaca bekas dari jendela yang diganti. Kaca yang teronggok digudang itu berukuran lebar, saya tinggal memotongnya.

Untuk tujuan ini, saya membeli alat pemotong kaca di toko bangunan. Ada bermacam alat pemotong kaca dengan harga yang terpaut jauh. Karena hanya untuk memotong kaca satu keperluan saja, saya memilih membeli yang paling murah, dua puluh ribu rupiah. Toh setelah ini langsung dibuang.

Dengan memegang alat potong baru, saya rebahkan satu lembar kaca di lantai lalu bersiap memotongnya. Memotong kaca itu mudah. Hanya menggores sekali dengan alat potong lalu entak sedikit, kaca akan terbagi dua. Begitulah saya lihat tukang memotong kaca beberapa waktu lalu.

Saya membuka Youtube untuk memastikan cara memotong kaca dengan benar. Apa yang saya lihat dari tukang persis sama dengan di Youtube.

Mulailah saya mengukur kaca sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan kayu balok sebagai penggaris, saya menggores kaca agak kuat. Tepat di bawah kaca yang digores, diberi ganjalan. Dientak kedua sisinya, namun kaca itu tetap tidak terbelah. Kembali saya entak lebih kuat, namun masih saja kaca tak mau membelah.

Saya mengulang langkah memotong dari awal. Menggores lebih kuat lagi. Mengentak lebih kuat lagi. Kacapun terbagi dua. Dua bagia yang masih lebar itu saya potong lagi menjadi beberapa bagian. Sayang, kaca membelah tidak sesuai garis goresan. Mungkin karena alat pemotongnya sudah tidak tajam, pikir saya.

Saya membeli alat potong lagi. Kali ini saya membeli yang lebih mahal, tujuh puluh lima ribu rupiah. Dengan alat potong ini pun, hasil potongan kaca tidak sesuai dengan keinginan. Membelah tidak sesuai goresan, hingga semua tidak bisa digunakan.

Tindakan terakhir pergi ke toko kaca. Menyerahkan catatan ukuran kaca beserta jumlahnya kepada penjaga toko.

“Lima ribu rupiah,” ucap perempuan di balik meja kasir.

Hhhah, harga dua belas keping kaca hanya lima ribu rupiah, sedangkan saya membeli alat potongnya sampai mengeluarkan duit sembilan puluh lima ribu rupiah.

Ternyata, niat baik saja tidak cukup dalam sebuah pekerjaan. Tanpa didasari ilmu, niat baik menjadi tidak baik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul betul betul, sudah baik pak cuma kurang irit

07 Jan
Balas

Hhh. Iya, boros kuadrat.

07 Jan

Tapi bapak punya pengalaman yang tak ternilai harganya...hehehe... semangat

07 Jan
Balas



search

New Post