Taufikurrakhman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjalanan Memaknai Hakikat Kehidupan

Perjalanan Memaknai Hakikat Kehidupan

 

Apa arti sebuah perjalanan menurutmu, Kawan? Apakah untuk mencari sepenggal sensasi? Atau hanya ingin mengabadikan sebuah momen melalui sebingkai foto lantas diviralkan di dunia maya? Mungkin juga untuk merefresh ‘beban’ pikiran yang telah lama terombang-ambing oleh rutinitas kehidupan yang kadang keras dan menjemukan. Ah terlalu melankolis, Kawan…

 

Aku memiliki pandangan tersendiri dengan yang namanya refreshing. Bukan hanya untuk mencari momen dan menenangkan pikiran, namun juga mencari apa itu arti kehidupan. Iya… benar-benar merasakan arti sebuah perjalanan untuk memaknai hidup. Bahwa hidup -ternyata- tidak semudah membalikkan telapak tangan, yang hanya dalam hitungan detik bisa dilakukan.

 

Hidup hakikinya bagaikan roller coaster. Kadang naik dengan cepat. Kadang menukik dengan tajam. Persis rute perjalanan dari Lamandau Kalimantan Tengah hingga Pontianak, wilayah Kalimantan paling Barat. Memiliki angan sepanjang Sungai Kapuas, Sungai Mentaya atau Jembatan Tumbang Nusa memang diperlukan. Berkhayal tentang Amoy Singkawang hingga perbatasan Entikong, terserah kau Kawan.

 

Tapi ingat satu hal! Terlalu percaya diri sendiri bukanlah satu jalan yang dianggap benar. Masing-masing kita memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun itu semua bisa tertutupi oleh hadirnya kawan atau teman. Tempat berbagi segelas kopi, literasi dan sebungkus Indomie.

 

Dalam perjalanan itu, bukan tujuan yang mutlak penting, Kawan. Namun juga bagaimana berjalan, bagaimana menikmati kelelahan dalam perjalanan, bagaimana memanfaatkan segala sumber energi yang tersedia di sekitar, dan bagaimana menikmati tiap langkah agar tidak terasa sebagai beban. Yakinlah Kawan, perjalanan akan terasa lebih menyenangkan, karena banyak hal-hal yang bisa dinikmati dan disyukuri. Dan –wajib- ditoleransi.

 

Memang sampai di tujuan akan memberikan rasa kepuasan yang segera akan diviralkan. Kau pun akan belajar toleran memadukan kekaguman eksotik ciptaan Tuhan diiringi alunan MP3 ayat-ayat Ar-Rahman dengan asyiknya Haning versi remix Novie Mentaya nan menggoyang iman.

 

Perjalanan adalah menemukan diri sendiri dari sudut yang selalu baru. Di bawah Tugu Khatulistiwa Pontianak sadarkah, Kau Kawan? Dari sekian banyak proses-proses penempaan ada yang namanya “titik kulminasi”.Titik kulminasi adalah titik puncak. Panasnya puncak, pukulannya pun telak. Kalau Kau terapkan di kehidupan maka ada yang namanya titik kulminasi. Yakni saat ujian hidup ada pada kondisi tersulit. Terpahit.

 

Mau Kau melakukan apapun, tetap saja akan ada titik kulminasi sebagai ujian akhir sebelum kelulusan. Sebelum titik awal keajaiban datang. Sebelum kesuksesan sejati dialami dan dirasakan. Syaratnya adalah “bertahan” dan “ber-Tuhan”. Atau bahasa lainnya, tetap menerima panas dan keras ujian hidup tanpa lari. Tanpa mengeluh.

 

Sadarkah Kawan… manusia itu, sehebat apapun ternyata lemah. Ternyata manusia tidak ada apa-apanya. Meski dirimu segagah Tjilik Riwut atau seviral Panglima Kumbang. Kawan… mulailah dalam dada mengatakan, "Saya adalah manusia, dan Tuhan Maha Segala-galanya”.

 

Di situlah titik awal keimanan. Titik awal ketundukan. Di situlah titik awal keajaiban. Di titik itu… kita berusaha menepi kini, Kawan.

 

Ketika awal perjalanan terasa kuat membara untuk pergi. Namun simpan semangat riang nan membaramu ketika ingin kembali pulang. Karena perjalanan yang sesungguhnya akan berarti ketika Kau bisa kembali pulang ke tempat semula.

 

Pulang ke rumah yang penuh dengan orang-orang tersayang yang padanya banyak mengisahkan kenangan dan kerinduan. Pasti mengesankan kan, Kawan.

 

Dari pelataran Istana Kadriah Pontianak, kau akan menemukan hal-hal yang tak terduga lagi berharga, menambah kearifan dan membuka mata jiwa raga. Tentang realitas historis di mana satu generasi pernah menapak dan berpijak.

 

Ah, andai generasi kita tahu kalau sebenarnya ada banyak nama yang harusnya dicatat dengan huruf tebal di buku-buku sejarah madrasah kita.

 

Kawan… kita di titik nadir usia melanglang buana ke kota di pojok benua, jadilah ‘insan sejati’ sebagai penikmat perjalanan dengan mengungkap maksud baik Tuhan di balik setiap kejadian.

 

Rahasia terbesar dalam hidup : melewati hari dengan penuh arti. Sepakat, Kawan??

 

“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” QS.67:15.

 

Banjarmasin – Pontianak 1.216,3 km

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post