Taufikurrakhman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Selamatkan Moral Generasi Emas Bangsa

Selamatkan Moral Generasi Emas Bangsa

Beberapa waktu lalu viral di media online maupun televisi nasional yang memberitakan ratusan pelajar di Ponorogo hamil di luar nikah. Tak kurang belasan media online mewartakan dengan judul “Ratusan Siswa/ Pelajar SMP-SMA di Ponorogo Hamil di Luar Nikah”, atau judul berita “Ratusan Pelajar SMP-SMA di Ponorogo Hamil di Luar Pernikahan Ujungnya Miris.”

Berita-berita tersebut tentu tidak bisa dipercaya seratus persen, betapapun bisa menjadi informasi awal untuk ditelusuri. Belum lagi menengok data-data yang terungkap mengenai prilaku seks bebas di kalangan remaja bangsa yang disinyalir mengalami kenaikan drastis dibandingkan data tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini tentu tidak bisa dipandang enteng. Miris dan prihatin. Lebih miris ketika menyimpulkan ini sebuah bencana, ketika akibat yang ditimbulkan sudah mencapai skala luas. Lampu kuning untuk negeri tercinta Indonesia.

Semakin seriusnya perilaku tak bermoral yang dilakukan kalangan yang notabene ‘terdidik’ –pelajar atau mahasiswa- memberi petunjuk akan semakin beratnya tantangan yang dihadapi para orang tua, guru dan pendidik. Bahkan tidak sedikit yang mengecam, dianggap gagal mendidik, mengawasi, melindungi dan dinilai abai terhadap nasib generasi bangsa.

Anda dan saya, sebagai pendidik tentu sangat prihatin dengan keadaan calon generasi penerus bangsa, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di bumi Nusantara. Data dan fakta yang terungkap, mungkin cuma sebagian kecil saja yang muncul ke permukaan media. Ibarat fenomena gunung es, di bawahnya masih banyak kasus serupa dan bahkan lebih ‘mengenaskan’ yang mewarnai negeri ini.

Memang, sudah banyak yang dilakukan orang tua atau pihak sekolah guna mengerem laju perilaku generasi yang makin liar ini. Namun hasilnya masih belum kelihatan. Makanya kita mesti tahu dulu apa penyebabnya, agar solusinya tepat dan jitu.

Produk Permisifisme Barat

Melansir informasi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur yang dirilis di p3ak.jatimprov.go.id, sesungguhnya kehamilan anak di luar nikah telah menjadi fenomena yang terjadi di berbagai daerah. Jika dikalkulasi secara nasional, sebagaimana data Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, 97% permohonan dispensasi nikah diajukan karena faktor kehamilan di luar nikah.

Data survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2007 pernah mencatatkan bahwa dari 4.500 remaja yang disurvei, 97 persen di antaranya mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 persen remaja SMP dan SMA pernah berciuman serta berhubungan seks. Bahkan, survei KPAI tersebut menunjukkan bahwa 62,7 persen remaja SMP pada sudah pernah berhubungan seks. Selain itu, sebanyak 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi. Data survei KPAI ini dipublikasi 15 tahun silam. Artinya, angka ini bisa berubah, lebih baik atau bahkan lebih buruk.

Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam urusan seks bebas adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya media remaja yang getol menyajikan budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif ) alias bebas berbuat selama tidak menganggu orang lain. Termasuk dalam urusan kelamin (baca: seks).

Sikap permissif remaja dalam urusan seks juga dikampanyekan oleh film-film remaja produksi luar negeri. Film-film Barat ini dengan gamblang mengupas budaya mesum di kalangan remaja negeri bule itu. Dan sialnya, kampanye budaya mesum secara terselubung juga sering ditemukan dalam tayangan sinetron remaja atau film layar lebar produksi lokal.

Selamatkan Remaja, Kembali ke Islam

Agar budaya mesum tidak semakin banyak memakan korban, harus ada penanganan serius dari semua pihak. Karena budaya mesum tidak cuma membuat moral dan masa depan remaja hancur berantakan. Tapi juga turut menyeret remaja dalam perilaku aborsi, penularan penyakit menular seksual, hingga prostitusi. Ajaran Islam sebagai landasan hukum yang pasti dan terperinci mesti dipakai masyarakat dan negara untuk menahan laju serangan budaya mesum seks bebas.

Dalam Islam, tentu saja negara harus aktif menertibkan pornografi-pornoaksi dan pelaku seks bebas. Karena kalau dibiarkan apalagi dilokalisasi, sama saja melestarikan budaya mesum. Untuk itu Islam dengan tegas menghukum pelaku zina dengan sanksi berat (dirajam).

Masyarakat juga mesti aktif mencegah penyemaian benih-benih budaya mesum. Kalau ada yang pacaran, terus mojok berdua di tempat sunyi, tegur saja. Jangan menunggu sampai hamil dulu. Kalau sudah serius berhubungan, segera saja lanjut ke pelaminan.

Selain penerapan ajaran Islam dan kepedulian masyarakat, pembinaan mental dan keimanan remaja juga harus dilakukan guna membentengi remaja dan generasi emas bangsa dari budaya mesum dan sikap permissif. Sehingga lahir rasa malu bermaksiat dan takut kepada azab Allah SWT, meski jauh dari pengawasan orang tua atau guru. Jadi, ayo kita selamatkan moral remaja dari jeratan budaya pergaulan bebas. []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post