TAUFIQ

Guru SD di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara....

Selengkapnya
Navigasi Web
DIBATARA (Part 23)
Sumber: Google

DIBATARA (Part 23)

Tatapan mata Tiara tertuju ke langit-langit kamar yang membawa pikirannya menerawang jauh ke kenangan masa lalu. Tiara masih dapat merasakan kelembutan tangan Sang Ibu saat membelai rambutnya setiap hendak memejamkan mata. Belaian itu begitu lembut, bahkan lebih lembut dari mastuli dan sutra. Kebiasaan itu selalu Tiara rasakan sedari kecil hingga Ia dewasa. Belaian tangan Bu Muslimah selalu dapat membuat Tiara nyaman dan melupakan setiap kesedihannya.

“Andai saja Ibu masih ada, tentu persoalannya tidakkan sesulit ini”. Ucap Tiara dalam hati. Air mata Tiara perlahan mulai mengalir dari sudut matanya. Ia hampir tak mampu lagi menahan beratnya beban hidup yang dialami. Kalau bukan karena iman yang tertanam kuat dalam dirinya, mungkin Tiara sudah pergi menyusul ayah dan ibunya ke alam baka. Iman dalam dirinya itu yang terus membimbing Tiara untuk kuat dan terus bertahan menjalani kehidupan di dunia fana.

Tiara merasakan ketenteraman dalam hatinya setelah Ia selesai membasahi wajah dan bagian anggota wudu lainnya. Ia lanjutkan aktivitasnya malam itu dengan salat sunah dua rakaat. Usai melaksanakan salat istikharah, Tiara memanjatkan doa terbaik kepada Sang Maha Pencipta. Ia berharap akan beroleh ketenangan dalam batinnya sekaligus mendapat petunjuk dan jawaban atas persoalan yang telah membuat hatinya gundah.

Akhirnya Tiara tertidur di atas sajadah hijau kesayangannya. Setelah rasa kantuk bersangatan menyerang Tiara, kelopak matanya tak sanggup lagi membuka. Setelah itu, Tiara merasa seakan berada di sebuat taman yang indah. Taman yang dipenuhi oleh bermacam-macam bunga yang mempesona. Di taman tersebut Tiara melihat seorang wanita cantik berkerudung ungu duduk di sebuah bangku taman. Wanita cantik itu menatap penuh harap ke arah air mancur yang ada di hadapannya. Seakan Ia sedang menanti kehadiran kekasih hatinya.

Tak lama muncul sosok lelaki berwajah tampan dan bertubuh tinggi tegap menghampiri wanita berkerudung ungu tersebut. Namun si wanita seakan tak menghiraukan lelaki yang telah berdiri di hadapannya. Akhirnya lelaki tersebutpun berlalu dan tak kembali lagi. Kemudian muncul lagi sosok lelaki berbeda. Lelaki tersebut berkulit putih, bertubuh tinggi dan memiliki senyum yang menawan. Lagi-lagi si wanita seakan tak menghiraukan lelaki kedua yang telah berdiri di hadapannya. Akhirnya lelaki kedua tersebutpun berlalu dan tak kembali lagi.

Si wanita cantik masih terus duduk menunggu di bangku taman sampai seorang lelaki kembali menghampirinya. Kehadiran lelaki tersebut membuat si wanita bangkit dari duduknya dan tersenyum bahagia. Lelaki itu kemudian meraih tangan si wanita lalu mengajaknya pergi meninggalkan taman berair mancur tersebut.

Tiara merasa wajah wanita itu tak asing baginya, sama persis dengan wajahnya. Sedangkan lelaki pertama dan kedua tersebut mirip sekali dengan Husein dan Rahman. Namun Tiara merasa sangat penasaran dengan wajah lelaki ketiga yang Ia lihat di taman tersebut. Tiara tak dapat melihat dengan baik wajah lelaki itu, sebab wajahnya terlindung oleh rambut yang panjang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

08 Apr
Balas

Terimakasih bu

08 Apr



search

New Post