Taupik Rohmansyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bukan Menunggu Godot

Selepas silaturahmi setelah solat maghrib, motor kesayangan bergegas meninggalkan tempat parkir. Kemudi di pacu menghindari hujan yang mulai terlihat turun. Kecepatan mencapai maksimum, seperti Rossi bergerak lincah memegang kendali. Tikungan demi kelokan terus di kebut, semua kendaraan di salip, terlampaui semua.

Pas di belokan setelah Tirta Dahlia, sang hujan deras manghampiri. Jalan terakhir berteduh parkir di halaman toko matrial yang sudah tutup. Kemudian pasrah menunggu sang hujan berhenti.

Hujan datang aku berhenti. Aku maju hujan belum berhenti. Aku berhenti menunggu hujan berhenti. Siapa yang memberhentikan aku?. "Sang hujan". Siapa yang memberhentikan hujan?. Sang Pengatur Hujan. Sang Pencipta Hujan.

Kausalitas, bersebab akibat. Berefek kejadian selanjutnya. Setiapa laku kejadian ada asa muasal , ada sebab akibat. Namun hujan mecurahkan, Sang Kausa Prima adalah Tuhan. Ia menggerakan, Ia menghentikan, Ia Menciftakan, Ia menghancurkan. Ia meneguhkan, Ia membiarkan. Semuanya kembali, kembalilah semuanya. Semua kembali padaNya, semua padaNya kembali. Kembali semua padaNya, PadaNya kembali semua.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus ulasannya pak. Izin follow ya pak. Salam literasi pak

17 Apr
Balas

terima kasih. hehe, belajar

27 Apr



search

New Post