Taupik Rohmansyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dimata Ayah ada Kaka, dimata Kaka ada Ayah

"dimata ayah ada kaka,

dimata kaka ada ayah"

Kalimat itu meluncur lembut dari mulut mungil anak saya yang pertama. Ketika dia memeluk dan menatap lekat mata ayahnya.

Dimata saya sepertinya dia melihat bayangan dirinya yang cantik dan mungil, dan dimata dia yang bulat juga ada refleksi wajah ayahnya yang masih semangat mencintainya.

"Ayah, kenapa dimata ayah ada Kaka?" katanya sambil menelisik bola mataku.

"Karena mata Ayah menyerap wajah Kaka" kata saya sekenanya. "Kalo di mata Bunda ada ga wajah Kaka?" tanya dia lagi. "Pasti ada. Dimata ayah sama bunda pasti ada Kaka. Bahkan dimata bunda, wajah Kaka lebih cantik..." jawa saya.

Sambil berlari dia mencari ibunya, dan mengajukan pertanyaan sama dengan posisi yang sama saling berhadapan. Ibu nya tersenyum, memeluk dan memeluknya.

"Kaka, jangankan dimata ayah, di hati ayah, difikiran ayah, di setiap tarikan nafas ayah sama bunda pasti ada Kaka. Selalu ada Kaka, dan selamanya ada Kaka". dia cuma tersenyum, dengan senyum mata bulatnya yang paling cantik.

Cinta untuk Kaka tidak pernah berkurang, walaupun saat ini ada Fathi dan Isa. Cinta Ayah dan Bunda bukanalah cinta yang membagi seratus prosen untuk bertiga, namun masing-masing menapat angka seratus. Tidak kurang, pun tidak akan berkurang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post