Berfikir itu aktivitas yang mudah, tapi susah. Sekaligus aktifitas yang susah, tapi mudah. Tidak ada dalam setiap sisi aktifitas manusia yang tidak dilakukan melalui proses berfikir; mengawali kegiatan pagi hari juga diawali dengan berfikir, bangun tidur langsung berfikir, makan pagi juga berfikir. Memilih pakaian untuk dikenakan melalui berfikir, mengambil rute kendaraan yang lebih aman juga berfikir, bahkan untuk melepaskan kepenatan dari sekian kegiatan juga melalui proses berfikir.

Berpikir sebagai sebuah proses akan melahirkan keputusan yang di gunakan untuk menyelesaikan beberapa persoalan terkait dengan apa yang difikirkan. Keputusan yang diambil pasti memiliki unsur resiko dan konflik. Keputusan meliputi Keputusan dengan intensitas konflik yang rendah (low intensity conflict), intensitas konflik yang sedang (messo intencity conflik) dan intensitas konflik yang tinggi (high intensity conflict).

Low intensity conflik biasanya lahir dari proses berfikir dengan daya masalah yang rendah; mudah di selesaikan dan resiko yang dimbulkannya pun tidak berat. Misalnya haus, tinggal minum. Ngantuk, tingga tidur. Lapar, ya tinggal makan.

Namun masalah agak besar akan muncul, ketika mau minum karena haus tapi masih memilih jenis minuman apa yang pantas untuk diminum. memiliha satu-satu, menimbang dan mengukur enaknya minum apa?. Kemudian masalah lebih berat akan segera muncul lagi, jika sudah menentukan jenis minuman yang akan dipilih, tiba-tiba pas buka dompet ternyata kosong.