Temy Yulianti

Saya adalah guru geografi yang mencoba menyelami samudra ilmu tak bertepi....., agar generasi bangsa ini tak sekedar memahami literasi, namun bisa menjadi layak...

Selengkapnya
Navigasi Web
Catatan Harian

Catatan Harian

#Tantangan Hari ke-17

Malam ini, aku akan menyalin apa yang ditulis anak pertama ku dalam buku “diary” nya saat di pondok. Sebenarnya bukan buku diary, karena kesan nya agak feminim. Jadi, aku mengatakan kepada nya untuk memiliki buku catatan harian sebelum ia berada di pondok.

“Nak, tuliskan apa pun yang ingin kau tulis. Miliki satu buku khusus untuk menceritakan apa pun yang kau rasakan, yang kau lihat dan kau alami selama di pondok.”

“Iya mi,” Jawab nya saat itu. Mungkin karena sifat laki-laki yang agak cuek dan malas mencatat hal-hal yang “printilan” semacam itu.

Maka aku tidak terlalu berharap bahwa jawaban nya akan dilaksanakan. Aku hanya sering menguatkan saat sebulan sekali kami, orang tua menelpon santri. Ya, hanya menelpon. Sementara mungkin orang tua lain mengunjungi pondok nya dan mengajak pulang selama dua hari, sabtu dan minggu. Kami tidak mengunjungi nya sebulan sekali karena memang jarak yang jauh serta transportasi yang mahal membuat kami harus menahan rindu yang teramat sangat. Mungkin orang heran mengapa kami menyekolahkan anak kami jauh di pulau lain.

Banyak faktor yang menyebabkan, tapi mungkin nanti akan saya ceritakan. Sekarang saya akan menyalin apa yang sudah ditulis nya tahun lalu. Nama nya anak laki-laki, ia masih malu untuk memberikan buku itu saat liburan semester kemarin. Jadi ia memberikan nya saat akan kembali ke pondok dengan menyelipkan pesan.

” Umi, baca nya nanti aja ya kalau aku udah di pondok.” Pesan nya pada ku

“Memang kenapa bang?” tanya ku sambil mengusap-usap kepala nya yang kini sudah lebih tinggi dari aku.

“Aku malu nanti,” jawab nya sambil ngacir.

Aku hanya tersenyum sekaligus haru saat mengingat masa kecil nya. “Nak, maafkan umi yang membuat kamu “terpaksa” harus lebih dewasa ketimbang usia mu, but I’m proud of you Son.” Gumam ku sambil menghapus setitik air mata yang tiba-tiba jatuh.

Sabtu, 15 Juni 2019

Mood : Sad

Hari ini aku diantar ke bandara oleh Umi, Abi, Adik ku ( Fatih dan Salman), Kakak sepupu ku ( Ka Asni, Ka Anti, dan Bang Mi’raj ). Ini pengalaman ku yang kedua terbang dengan pesawat sendiri tanpa didampingi orang tua. Pengalaman pertama saat liburan naik kelas 8.

Umi, Abi... rindu itu baru terasa pas aku ada fikiran. Aah...padahal baru kemarin aku masih di rumah.

Umi, ketika aku ingin tidur sekarang ini, rasa nya aku ingin tidur di pelukan mu...

Umi, aku udah baca surat umi. Aku jadi pengen nangis ( emoticon sedih ).

Abi, aku ingin ngobrol sama abi lagi, insyaAllah pulang Desember...

Fatih, Bang Mi’raj dan lain-lain, aku ingin main, jajan bareng lagi...

08.00 pm

“Aah...kayak nya kemarin aku lagi bareng-bareng sama Bang Mi’raj ka Asni, Ka Anti, Fatih, Salman Ka Hasbi, serta Umi dan Abi.

I miss you All

Salam

Itu catatan di lembar pertama buku anak ku yang membuat air mata ku tak berhenti. Aku masih ingat betul saat kami akan kembali ke Jakarta setelah mengantar nya untuk pertama kali ke negeri seribu masjid itu.

Saat akan masuk ke bandara karena 30 menit lagi pesawat akan take off dan kami sudah berpamitan, tiba-tiba ia memeluk ku.

“Umi..., Aku ikut pulang...” tangis nya meledak dalam pelukan ku.

Sampai di sini dulu tulisan malam ini. Air mata saya tak berhenti. saya memang cengeng.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post