Temy Yulianti

Saya adalah guru geografi yang mencoba menyelami samudra ilmu tak bertepi....., agar generasi bangsa ini tak sekedar memahami literasi, namun bisa menjadi layak...

Selengkapnya
Navigasi Web

KUNCI UNTUK SEBUAH PERADABAN

#Tantangan Hari ke-8

KUNCI UNTUK SEBUAH PERADABAN

Siapa yang tak kenal kota Makkah? Kota yang paling bercahaya di dunia, bahkan beberapa waktu yang lalu di media sosial beredar bahwa cahaya dari dua kota ini begitu memukau bila dilihat dari luar angkasa. Kota ini juga kota yang tidak pernah tidur karena selalu dikunjungi jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia. Kota dengan stuktur yang canggih dan modern ini merupakan salah satu dari kota-kota termegah di dunia.

Pertanyaan nya apakah dua kota ini sudah sedemikian cemerlang sejak dulu? Yuk kita lihat sejarah nya sejenak.

Dulu, dulu......sekali, makkah hanyalah sebuah wilayah yang sangat terpencil jauh dari peradaban besar dunia saat itu, Romawi dan Persia, di wilayah ini hiduplah sekelompok manusia yang walaupun kehidupannya gemerlap dengan harta, perdagangan, sering bepergian ke luar negeri namun wilayah ini terpuruk dalam hal kemanusiaan sehingga manusia pada zaman itu diberi label hidup di zaman Jahiliyyah.

Jahiliyyah berasal dari bahasa arab yang artinya bodoh. Apakah manusia2 pada masa itu benar-benar bodoh? Sepertinya tidak juga, karena pada masa itu hampir setiap tahun diadakan lomba-lomba menulis syair-syair yang luar biasa indah nya. Kalau bodoh tidak mungkin mereka bisa menulis syair seindah itu.

Ada lagi yang harus kita tengok ekonomi pada zaman itu. Saat itu perdagangan yang terjadi di wilayah tersebut dengan wilayah-wilayah sekitar nya cukup baik, bahkan bisa dikatakan mereka adalah pedagang-pedagang yang sukses, sehingga mereka tidak kekurangan harta benda.

Kalau begitu, apa yang menyebabkan mereka dilabeli dengan hidup di zaman kebodohan? Faktor apa yang dilihat? Yuk kita search....... Dalam berbagai buku sirah nabawiyyah, hal-hal yang membuat masyarakat di kota makkah disebut sebagai zaman jahiliyyah adalah karena karakter mereka, yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Mereka sering mengubur hidup-hidup anak perempuannya karena takut aib. Juga karena perzinahan pada saat itu mewarnai setiap lapisan masyarakat. Judi juga menjadi pemandangan biasa. Inti nya adalah bahwa kebodohan yang disandang mereka pada saat itu adalah masalah karakter kemanusiaan.

Lalu, apa yang membuat masyarakat yang tadinya terpuruk pada titik nadir kemanusiaan menjadi masyarakat yang kini menjadi pusat bertemu nya umat muslim sedunia? Jawabannya adalah pendidikan.... ya.... jawaban atas renungan panjang seorang yang mulia yang memohon petunjuk pada Tuhannya atas kondisi masyarakatnya adalah lima ayat pertama dalam Alquran Surah Al-‘alaq.

Di dalam kandungan surah tersebut terdapat dua kata yang menjadi kata kunci untuk merubah kondisi sebuah masyarakat, yakni kata Iqra’ yang artinya membaca dan Qolam yang artinya pena, yang berfungsi untuk menulis.

Perenungan panjang yang berakhir dengan sebuah jawaban dengan kata kunci pendidikan inilah yang menjadi awal perjuangan seorang manusia mulia yang bernama Muhammad SAW untuk terus memperbaiki masyarakatnya. Perjuangan yang penuh dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga serta tanpa kenal lelah dan putus asa bahkan terus mengalirkan tetesan keringat, air mata bahkan tetesan darah.

Perjuangan ini bukan perjuangan yang mudah karena harus mendobrak tatanan masyarakat yang sudah ajeg sekian lama bahkan turun temurun. Tapi bukan berarti sesuatu itu tidak bisa berubah, sebagai orang yang beragama kita pasti meyakini bahwa perubahan adalah sesuatu yang pasti. Dan perubahan itu akan terjadi bila kita mau terus berusaha melakukannya.

Kini terbukti kota yang tadinya merupakan padang pasir gersang dengan penduduk nya yang sebagian besar penggembala unta kini menjadi salah satu negara besar dengan teknologi yang fasilitas yang modern.....dan perubahan itu diawali dengan perjuangan untuk merubah karakter manusia nya dalam balutan pendidikan.

Kini kita lihat Indonesia kita, kita zoom masalah pendidikan di Indonesia, mulai dari tawuran pelajar, kasus bullying, nilai UN yang rendah, kasus kebocoran ujian, perilaku seksual pelajar yang sudah menyimpang, kurikulum, guru yang hanya sekedar mengajar, dan masih banyak lagi.

Apakah kita hanya akan mengeluhkan semua permasalahan itu di media sosial, ataukah kita hanya sekedar membicarakan nya di waktu-waktu senggang? Atau apakah kita tidak memperdulikan itu semua karena kita sudah nyaman dengan kehidupan kita??? Tidak! Kita adalah guru yang sejak awal sudah meniatkan dalam jiwa terdalam kita, bahwa tugas yang kita emban teramat mulia dan tidak mudah. Yang ada di hadapan kita adalah manusia-manusia dengan potensi otak pemberian Tuhan yang luar biasa, yang dengan bimbingan kita, arahan kita, potensi-potensi itu akan melejit menjadi manusia-manusia hebat yang akan menjadikan negeri ini menjadi negeri yang hebat pula.

Dan kunci itu ada di tangan kita para guru....... akan menjadi guru seperti apakah kita?? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post