Teti Taryani

Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Kota Tasikmalaya yang terus belajar dan belajar menulis. Berusaha menulis dengan hati dan berharap agar tulisannya bermanfaat....

Selengkapnya
Navigasi Web
Dakwah Inovatif, Mengapa Tidak?

Dakwah Inovatif, Mengapa Tidak?

Beberapa tahun terakhir, Diar seorang ustaz muda mulai mengembangkan diri memperdalam kemampuan menggunakan alat musik electone. Dia memanfaatkan kemampuannya untuk mengisi selawat sebelum dakwah digelar. Selain permainan musiknya yang memikat, suaranya pun sangat merdu.

Kadang-kadang, sebagai jeda, di tengah-tengah dakwah jemaah dihibur lagi dengan lagu islami yang menjadi penguat isi dakwah atau selawat dengan versi yang berbeda. Para jemaah rata-rata terhibur dengan lagu yang sejalan dengan tema ceramah yang dibawakan oleh Ustaz Hikam, kakaknya. Jadilah mereka duo pendakwah yang cukup populer.

Walaupun banyak rekan Ustaz Hikam yang mengkritisi cara berdakwah yang dianggap berlebihan, keduanya tetap bergeming. Menurutku, sekarang ini, saat teknologi dan gadget mulai menggeser kecintaan umat pada ilmu agama yang disampaikan melalui ceramah yang monoton, ada baiknya dicari altrernatif lain agar umat mencintai darut taklim melalui langkah inovatif dan kreativitas.

Terbukti usaha kedua ustaz muda itu tidak sia-sia. Mereka tidak hanya memikat jemaah muda, tetapi semua kalangan pun sangat menyukainya. Karena keunikannya itulah, mereka sering mendapat panggilan untuk memberikan ceramah, baik di lingkungan masyarakat maupun di lembaga atau instansi.

Berkat caranya, selawat menghiasi kebiasaan masyarakat yang dilantun dalam versi lagu hasil kreasi Ustaz Diar. Di lembaga pendidikan anak, kelompok ibu-ibu pengajian, kelompok remaja masjid, terdengar semarak para jemaah melantunkan selawat dengan irama dan lagu yang sangat bervariasi. Tentu saja hal ini sangat membesarkan hati masyarakat sekitar.

Sedikit demi sedikit nuansa lagu yang dinyanyikan masyarakat mulai bergeser. Dari lirik yang seronok menjadi lirik yang santun dan menyejukkan hati. Dari diksi yang arogan menjadi pilihan kata yang beretika. Semoga saja kreasi dan inovasi yang digadang ustaz muda itu tidak hanya menghiasi bibir para jemaah, tetapi semakin lama semakin menempati ruang hati, bahkan menjadi sikap hidup yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

So, dakwah inovatif, mengapa tidak?

*

Tasikmalaya, 20012022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dakwah inovatif semoga mengena kepads jamaahnya. Barakallah Enin.

20 Jan
Balas

Mantabs... Eniin... Semoga sehat selalu

21 Jan
Balas

Inovasi baru memang kadang dianggap nyeleneh ya, Nin.

21 Jan
Balas

Dakwah inisiatif, yes

21 Jan
Balas

Yes , of course.Why not

20 Jan
Balas

Yes , of course.Why not

20 Jan
Balas



search

New Post