Rindu Nganjuk
Sungguh sangat menyenangkan kalau berkesempatan ikut mudik bersama paksu. Saat anak-anak masih duduk di sekolah dasar hingga sekolah menengah, setidaknya setahun sekali atau dua tahun sekali mudik sambil memboyong rombongan. Bukan hanya kami dengan anak-anak, ibuku juga ikut menikmati suasana Nganjuk. Baik saat lebaran maupun saat liburan, ibuku selalu ikut.
Ibuku senang menikmati perjalanan naik kereta jarak jauh. Senang karena bisa menikmati jajanan sepanjang perjalanan: pecel, buah-buahan, minuman, nasi pecel, nasi gudeg, atau apa pun itu jenis kuliner yang tidak dikenal di Tasikmalaya. Karena itulah, saat berangkat, ibuku hanya sarapan serba sedikit agar bisa menyisakan ‘tempat’ untuk makanan yang dijumpai di kereta.
Saat itu, pedagang masih bisa masuk dan berjualan di dalam kereta. Suara mereka bersahutan dengan pandang cermat mencari isyarat dari penumpang yang tertarik untuk membeli dagangannya. Logat dan cara menawarkan dagangan sangatlah beragam. Meski kehadiran mereka semakin membuat sesak penumpang, semua menikmati sebagai bagian dari kisah yang menghiasi nuansa perjalanan masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.
Kereta yang membawa kami biasanya tiba di stasiun Nganjuk sekira pukul delapan malam. Kami lebih suka naik becak menuju Pesu Lor daripada mendapat kendaraan jemputan. Menghirup segarnya udara malam di Nganjuk itu sesuatu banget. Sepanjang jalan menikmati deretan rumah penduduk dengan pintu terbuka. Cermin dari keramahan dan kehangatan yang bersahaja.
Jika dapur kami di Tasikmalaya selalu hangat dan upres sejak sebelum subuh, maka di rumah Nganjuk hal itu tidak kami temui. Untuk sarapan kami hanya perlu keluar rumah sebentar. Lalu menghadirkan berbungkus-bungkus nasi pecel yang memberi kenikmatan tiada tara. Hangatnya nasi pecel makin terasa dengan riuhnya para keponakan, para sepupu yang ikut sarapan di rumah Pesu.
Udara panas di Nganjuk menyebabkan kami jadi pencinta minuman dingin. Padahal di Tasik, air dari lemari es pun hampir tak pernah tersentuh. Minuman dingin aneka rasa yang dibeli dari warung terdekat hingga jongko terjauh menjadi hidangan surgawi. Jajanan paling nikmat adalah minuman dingin.
Jika malam tiba, di Tasikmalaya pintu dan jendela langsung ditutup rapat. Di Nganjuk, pintu masih tetap terbuka dan baru ditutup saat penghuninya siap masuk kamar. Anak-anak riang karena malam hari diperbolehkan berada di luar rumah. Udara malam berbaur dengan obrolan yang renyah tentang segala hal selalu menghiasi kebersamaan kami. Segala peristiwa mengalir dalam cerita dan canda tawa.
Kebahagiaan semakin lengkap jika di tengah senda gurau itu terdengar suara tek tek tek. Saat tiba di depan rumah, bakso Tulus langsung diserbu. Satu lagi kenikmatan khas yang kami peroleh di Nganjuk saat malam hari. Jika tidak ada bakso tulus, adik ipar membelikan kami bakso dari kota. Sungguh, begitu banyak nikmat yang sangat kami syukuri.
Sejak pandemi, kami belum berkunjung lagi ke Nganjuk. Karena itulah, rindu Nganjuk mulai melanda. Sebab di sana, cinta kami terpatri dalam kebersamaan dan ketulusan.
Tasikmalaya, 05022022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rindu ya
Sangaat..., Bund.
Semoga rindunya bisa terobati ya enin
Amin. Makasih supportnya, Dinda.
Semoga rindunya segera terobati Teh Enin.
Wah enin pernah singgah ke jawa timur ya... Udara hangat adalah ciri kami ujung timur pulau jawa.... Essip enin.... Semoga bisa berkunjung kembali ke nganjuk ya...
Iya, Dinda. Cukup sering enin singgah di Nganjuk, pernah juga ke Surabaya,ada kakak ipar di sana. Makasih kehadirannya, Adikku Sayang.
Semoga kerinduan terhadap kota Nganjuk segera terobati. Salam sehat dan selalu bahagia bersama keluarga tercinta. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan. Selamat menikmati akhir pekan bersama keluarga tercinta.
Terima kasih, Pakde. Salam bahagia untuk keluarga Pakde.
Nganjuk ada pepes wader
Juga ada bothok kolontoro yang pedas. Yummy.
Terjawab sudah rindunya... bahagia bersama keluarga tercinta....sehat selalu ya Bunda keren...salam rindu kampung halaman...
Ayo mudik Nin
Mauuu. Udah kangen nih.
Asyeek bun bisa plesiran... Sukses selalu bun
Iya,Nin. Maunya bisa segera ke Nganjuk lagi.
Jadi ikutan rindu Nganjuk bucan, salam sukses dan salam sehat
Nganjuk punya segudang cerita yang dirindu ya, Bun.
Asiknya menikmati suasana di kota Nganjuk, happy holiday enin
Woiii..ternyata paksu org Jatim to Enin? Mampir Solo ya kl ke Nganjuk ..dtggu
Iya, Oma. Insyaallah, kakau diberi kesempatan bakal mampir Solo
Indahnya kota nganjuk pengen juga ke sana.
Iya, Bun. Mudah-mudahan suatu saat bisa terlaksana. Kita bersua di sana menikmati nasi pecel
Tulisan yg mengalir renyah bunda cantik ttg kerinduan akan makanannya, keramahannya, kebersamaannya...ikut senang membacanya bisa menikmati .sukses sll nggih
Makasih kunjungan dan supportnya Bund. Salam bahagia selalu.
rindu nganjuk... semoga rindunya terobati... segera otw bu... salam sehat selalu
Iya, Pak. Mudah-mudahan segera bisa ke sana lagi.
mantap keren cadas...moga segera terobati rindunya...salam literasi sehat sukses selalu Enin
Makasih supportnya,Pak. Salam bahagia buat keluarga
Salam literasi, bu.. nnt pst bs plg..
Insyaallah. Mudah-mudahan kondisi segera membaik ya, Bun