Tetty

Hanya seorang ibu bekerja biasa. Berusaha menata waktu untuk karir dan keluarga. Dan selalu memiliki impian yang akan diraih. Hingga saat ini, senantiasa menyim...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dokter generasi ke 4

Orang tua mana yang tidak bangga? Saat anaknya dinyatakan lulus setelah melewati 5 tahun 8 bulan perkuliahan. Fakultas Kedokteran yang dipilihnya telah mengantarkan anakku menjadi seorang dokter. Hari-hari dengan jaga malam yang harus dilaluinya selama bertugas di rumah sakit telah terbayarkan pada hari wisuda ini.

Perjalanan panjang itu dimulai saat anakku menjelang lulus SMA. Dalam keluargaku yang (Alhamdulillah) didominasi oleh dokter tentunya keinginan agar anakku juga masuk FK menjadi cita-citaku pula. Namun hal itu tidak mudah, mengingat anak zaman sekarang tidaklah sama seperti zaman dulu. Selama SMA anakku tak pernah ungkapkan ingin melanjutkan kuliah kemana nantinya. Yang aku tahu pasti hobinya adalah main bass bersama grup band dengan teman-temannya. Suatu hari di bulan puasa, kakakku dari Jakarta, yang juga seorang dokter, datang berkunjung ke Medan. Saat itu aku minta tolong padanya untuk menanyakan keinginan anakku akan melanjutkan kuliah kemana. Alhamdulillah, ternyata memang pilihannya dari awal adalah ingin masuk Fakultas Kedokteran.

Keluarga kami tergolong unik. Dimulai dari orang tua laki-laki dari ibuku seorang dokter yang dulu pernah menjadi kepala RS di kota Bukittinggi. Kemudian ibuku juga seorang dokter serta ayahku yang juga pernah menjadi kepala RS di kota Padang tahun 1983 juga seorang dokter. Kami bertiga saudara 2 orang adalah dokter dan masing-masing menikah dengan dokter, kecuali si bungsu yang mengambil jurusan ekonomi. Tidak heran jika ayahku sering mendambakan bahwa salah seorang cucunya akan lulus menjadi seorang dokter juga. Setelah anakku mulai kuliah di FK maka ayahku sering bertanya, kapan bisa menghadiri wisudanya menjadi dokter. Masya Allah.

Perjalanan studi kedokteran saat ini sangat jauh berbeda dengan masa aku dan suamiku dulu. Untuk melewati masa pendidikan hingga lulus saja kami bisa mencapai waktu 6-7 tahun. Saat ini setelah adanya perbaikan kurikulum pendidikan kedokteran maka diharapkan seorang mahasiswa kedokteran dapat menyelesaikan pendidikan dalam 5,5 tahun saja. Namun tantangan setelah itu juga berat karena seorang mahasiswa kedokteran hanya dapat diwisuda apabila telah lulus uji kompetensi dahulu.

Setelah melewati uji kompetensi di bulan Februari 2019, puji syukur kepada Allah SWT anakku lulus uji kompetensi pertama kali ujian (one shot). Dengan demikian dia langsung dapat mengikuti wisuda pada bulan Mei 2019 ini. Kali ini wisuda bertepatan dengan bulan puasa. Bulan penuh berkah. Alhamdulillah juga ayahku masih sehat walafiat. Dalam usia 84 tahun, beliau dapat menghadiri wisuda cucunya sebagai dokter generasi ke 4 di keluarga besar kami.

dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc

Alumni Pelatihan SAGUSABU 2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keluarga Dokter yang sukses ya Bu. Barakallaah. Semangat terus menulisnya ya Bu Tetty. Semoga kita bisa bertemu lagi

01 Jul
Balas

Alhamdulillah bu Ayu . Terimakasih supportnya. Inshaa Allah kita dapat bertemu lagi. :)

02 Jul



search

New Post