"Setelah menikah bukan berarti selesai tujuan kita. Ini adalah awal kehidupan sesungguhnya. Orang berumahtangga itu tidak melulu membicarakan cinta,tidak melulu romantis. Jangan kaget ya kalau kau temukan pasanganmu berbeda saat kau mengenalnya sebelum menikah. Ada yang ternyata pasanganmu lebih baik dari yang kau tahu dan juga sebaliknya. Bukan saatnya membicarakan kelebihan dan kekurangannya. Ini saatnya menerima pasanganmu dengan segala konsekuensinya. Saling menerima dan saling melengkapi. Jika kau temukan hal yang tak kau sukai atau tak sesuai dengan keinginanmu,belajarlah menghargai. Sesungguhnya kamu tak akan menemukan yang sempurna. Terkadang kita harus mengalah tetapi bukan berarti kalah. Selama pasanganmu berjalan di jalan yang benar dan masih dalam batasan yang dianjurkan dalam agama Islam,maka ikutilah".Lanjut Si Mbok

     Benar juga pikirku. Banyak orang bercerita kalau sebelum menikah suaminya sangat romantis dan sangat sayang. Tetapi setelah menikah sangat sibuk dengan dirinya sendiri. Apalagi kalau sudah memiliki buah hati. Perhatiannya tercurah sepenuhnya untuk anaknya. Tak jarang istri yang terkena marah atau teguran jika dirasa tidak mengurus anak dengan optimal.

      "Belajarlah menyelesaikan masalah rumahtangga kalian sendiri. Jangan saling mengadu kepada keluarga masing-masing. Tetaplah terlihat bahagia di depan orangtua meski kau rasakan sebaliknya. Orangtua harus kita jaga hatinya. Dengan ridho mereka rumahtanggamu akan bahagia", tambah Si Mbok.

     Tak sedikit orang yang berpisah karena campur tangan keluarga besarnya. Dan bisa jadi karena mereka terlalu percaya dan menyayangi anaknya,tidak bisa bertindak obyektif.