Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bu Renggo 05

"Enak ya rendangnya."

"Iya enak sekali, tapi saya paling suka sambal ijonya Mas. Mau lagi rendangnya?" Berkata begitu langsung menyodorkan secuil daging kepada Pak Renggo.

"Gak dihabiskan?"

"Enggak, takut badanku melar."

Setelah selesai makan suami istri itu duduk santai di depan TV. Siang itu tak ada acara yang lebih penting kecuali santai.

"Mas, aku mau cerita tentang Ridwan tadi lo," Bu Renggo membuka pembicaraan.

"Oke...," dalam hati Pak Renggo bersyukur, tanpa ditanyakan pun istrinya mau bercerita tentang Ridwan.

"Anaknya dua Mas, cowok cewek. Sudah menikah semua," imbuh Bu Renggo.

"Oh..."

"Yang satu sekarang di Jakarta, satunya tetap di Jambi."

"Oh..."

"Mas, ga ada suara lain selain itu?"

"Maksudnya?"

"Dari tadi diajak ngomong cuma oh oh aja."

"Oh...itu, artinya aman," kata Pak Renggo sekenanya. Padahal ia mau mengatakan bahwa posisi wanita yang dicintainya aman. Tidak ada bau asmara dari cerita tentang Ridwan. Ia menyesal telah membiarkan hatinya termakan api cemburu.

"Ah sudahlah, aku tidur saja."

Bu Renggo kesal. Ia meninggalkan suaminya pergi menuju ke kamar. Setelah menghidupkan AC, ia membaringkan tubuh di kasur empuk itu. Kesegaran menjalar di seluruh tubuhnya, tetapi tidak di hatinya. Ia pandangi langit-langit kamar yang mulai menyajikan cerita.

Tiga anaknya kini telah dewasa. Tak ada lagi di antara mereka yang tinggal di rumah ini. Krisna si sulung telah bekerja. Sedangkan dua adiknya akan segera menyelesaikan kuliahnya.

Krisna, yang sukses sebagai kontraktor sudah pantas untuk berumahtangga. Tetapi entah mengapa sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk melangkah ke sana. Hal inilah yang sering merisaukan pikirannya, terutama jika ia menghadiri pesta pernikahan anak dari teman-temannya. Sudah banyak temannya yang mantu. Siti, Rudi, Rosa, Andre, bahkan Ridwan sudah mantu 2 kali. Ia ingin juga merasakan hal itu.

Siang ini sepulang dari kondangan ia akan membagi kerisauan itu kepada suaminya. Namun sepertinya tidak mendapatkan respon yang baik.

"Bu...," tanpa sepengetahuannya Pak Renggo menyusul ke kamar. Bu Renggo tak memedulikannya.

"Bu..., sudah pengin punya mantu ya?" Pak Renggo menggoda istrinya dengan pertanyaan itu. Tangannya mulai mencolek-colek saat Bu Renggo diam saja.

"Nanti cepat tua lo Bu. Kita nanti dipanggil nenek dan kakek lo."

Bu Renggo masih bergeming.

"Nek..., minta susu."

Kali ini Bu Renggo tak bisa diam saja. Ia tertawa terpingkal-pingkal mendengar suaminya menirukan suara anak-anak.

"Sebentar lagi kita bisa mantu kok Bu."

"Maksudnya?" Mata Bu Renggo berbinar demi mendengar kata mantu.

"Kemarin Kris telpon, katanya minggu depan dia mau kenalin pacarnya."

"Benarkah? Berarti sebentar lagi kita mantu?"

Pak Renggo mengangguk. Bu Renggo kegirangan. Tak sabar lagi ia menanti datangnya hari itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap mbak.. Kisahnya keren menewen... Sukses selalu

12 Apr
Balas

Hehehe Pak. Terima kasih.

12 Apr
Balas

Memang begitu sih ibu-ibu, kalau anaknya sudah kerja ingin punya mantu, keren Bu,Izin follow ya

12 Apr
Balas



search

New Post