Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Melesat

Melesat

Sejak menikah dengan Dewi, rumah itu tak pernah ditinggali. Ia membiarkan beberapa orang menyewa rumahnya, kemudian meninggalkan begitu saja. Tanpa bayaran, tanpa perawatan, bahkan tanpa pamitan. Begitu terus berulang sampai 3 kali. Setiap mereka meninggalkan rumah itu, tak mau bertatap muka dengan dirinya. Mereka selalu menitipkan kunci rumah kontrakan itu kepada Pak Dul yang tinggal di sebelah rumahnya.

Tetapi hal itu tak pernah dimasalahkan olehnya. Ia menganggap hal biasa. Orang tak suka, ya rumah ditinggalkan. Ia tak mau membebani dirinya dengan hal yang tak begitu perlu. Baginya hidup bahagia bersama istri dan anak-anaknyae adalah hal utama yang harus ia perjuangkan. Ia beranggapan keluarga lah harta yang paling berharga, seperti pada lagu keluarga Cemara. Ia tak mau kehilangan harta itu.

Suatu sore ada seseorang yang menelponnya. Ia menyambut dengan ramah.

"Selamat sore, ada apa?"

"Pak, bisakah membantu saya?"

"Oh, apa yang harus saya bantu?"

"Saya mencari rumah kontrakan. Saya mendapat kabar bahwa bapak punya rumah yang mau dikontrakkan."

"Oh, begitu? Silakan datang saja ke Jalan Adam Malik no 95."

"Baiklah Pak. Terima kasih."

"Sama-sama."

Keesokan harinya Dul berpamitan dengan istrinya. Dul mau melihat tanah yang kemarin ditawarkan oleh temannya. Ia bermaksud membeli tanah itu. Maka ia menitipkan kunci rumah yang akan dikontrakkan kepada Dewi.

"Bilang saja langsung masuk rumah," begitu pesannya kepada istrinya. Setelah itu ia melesat dengan mobil kijangnya. Mobil tua yang setia menemani ke mana pun dia pergi.

Sekitar pukul 10.00 ada seseorang mengetuk rumah Dul. Tanpa bertanya Dewi menyerahkan kunci kepada orang tersebut. Namun Dewi melihat kebingungan di wajah tamunya itu. Melihat hal itu Dewi terkejut.

"Bu,..."

"Ya, ini kuncinya Pak. Bapak mau kontrak rumah kami kan? Kata suami saya langsung masuk saja tidak apa-apa."

"Bukan Bu."

"Jadi...?"

"Saya mau memberi tahu bahwa Bapak kecelakaan di jalan raya km 13."

"Hah...?"

Dewi tersungkur tak sadarkan. Rupanya suaminya telah melesat jauh, ... jauh sekali hingga ia tak mampu menjangkaunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih Bu

24 Nov
Balas

Innaalillaah... Semoga selamat

22 Nov
Balas

Astaghfirullah. Semoga bisa selamat

22 Nov
Balas



search

New Post