Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Semut Api

Beberapa hari ini hanya sedikit hujan yang turun dari langit. Airnya tak cukup membasahi tanaman-tanaman yang ada di sekitar rumahku. Melihat hal itu tergerak hati dan tanganku untuk menyiraminya. Menjaganya agar tak kekeringan dan mati. Tentu aku akan menyesal jika hal itu terjadi. Berbulan-bulan aku merawatnya, dari saat masih tumbuh tunas, hingga daunnya bertambah banyak. Tentu sayang sekali jika ia mati karena kekeringan.

Setidaknya dua hal ingin kudapatkan sekaligus. Tubuhku tetap bisa beraktivitas di saat menjalani isolasi mandiri ini, dan memberi kesegaran kepada tanam-tanamanku. Dengan penuh semangat mulai kusiram satu persatu tanaman dalam pot. Air yang mengalir dari selang yang kupegang mampu memberi kesegaran dan kehidupan bagi tanamanku yang mulai layu. Aku melihat kegembiraannya seperti seorang yang dipuaskan karena kehausan.

Saking asyiknya menyiram tanaman aku tak menyadari kakiku menginjak sesuatu. Sebuah kerajaan semut terinjak dan tersiram oleh air. Kenyamanan mereka terusik, hingga kemarahan di tumpahkan di kakiku. Beberapa ekor semut merah menggigiti kakiku. Mereka sangat tidak suka tempat tinggalnya rusak oleh kakiku. Aku segera menghindari amukan mereka. Namun gerakan mereka lebih cepat. Beberapa semut berhasil menggigit kakiku. Ada yang di jari, ada yang di lutut, ada juga yang di telapak. Lumayan gatal rasanya.

Mereka yang menggiti kakiku adalah anggota pasukan semut merah atau semut api. Hewan yang termasuk dalam keluarga serangga ini mempunyai nama ilmiah solenopsis. Warnanya coklat agak merah. Semut merah pekerja mempunyai panjang badan sekitar 3mm, sedangkan ratu semut badannya lebih panjang yaitu sekitar 6 mm. Jenis semut ini jika memggiigit akan mengeluarkan racun. (sumber Wikipedia). Bagian tubuh manusia yang mendapat gigitan semut ini akan memerah kemudian membengkak. Selain itu rasa gatal akan sangat terasa di bagian yang digigit, kemudian menyebar ke sekitarnya. Itu yang saya rasakan setiap mendapat gigitan semut merah. Rasa gatal itu akan hilang sementara jika saya olesi dengan minyak kayu putih atau balsem. Setelah beberapa hari baru akan benar-benar hilang.

Kali ini aku tak mengolesi kakiku dengan balsem atau minyak kayu putih. Aku menyiraminya dengan air mengalir sambil kugosok-gosok. Ternyata gatalnya tak merambat ke mana-mana. Memang ada bentol merah di bekas gigitan semut itu namun cepat hilang. Tak sengaja aku menemukan hal baru, tentang cara mengatasi gigitan semut merah. Apakah ini hal yang benar atau hanya kebetulan saja? yang jelas kakiku tidak memerah, tidak membengkak, dan gatalnya tidak ke mana-mana.

Di hari ke-7 menjalani masa isolasi mandiri aku mendapat pengalaman baru tentang digigit semut api dan cara mengatasinya. Hal sangat sederhana, tak ada istimewanya. Namun ada satu lagi pengalaman yang lebih berharga dari sekedar digigit semut yaitu kesehatan yang semakin baik. Setelah 7 hari berdiam diri di rumah kesehatanku mulai kembali. Hal ini bukan karena hebatku dalam melakukan isolasi tetapi berkat pertolongan Tuhan yang tiada henti melalui orang-orang di sekitarku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post