#TantanganGurusianaHarike82

#TantanganMenulis90Hari

#KesayanganMr.Darcy (26)

26. Shanumku...

Rinduku berangsur pulih setiap kali aku memandangi Mr. Darcy. Aku menghargai usahanya kesini. Tiba-tiba disini. Aku bersiap-siap kemudian meminta izin mbak Tika untuk meminjamkan sepeda motornya.

Kami berboncengan menggunakan sepeda motor pinjaman mbak Tika menuju penginapan di dekat Malioboro. Hotel Mutiara di Jalan Mutiara No. 18 yang memiliki lokasi strategis untuk menghabiskan malam tahun baru. Jaraknya begitu dekat dengan 0 kilometer.

Kami di sambut ramah oleh mbak resepsionis.

Mr. Darcy memesan satu kamar di hotel itu.

Ada satu pertanyaan yang menggelitik dari mbak resepsionis.

"Maaf apakah bapak ibu suami istri?" Tanya resepsionis di hotel tersebut.

Aku langsung menoleh bingung ke arah Mr. Darcy. Mr. Darcy tampak tersenyum geli.

"Yang check in ini hanya saya mbak, mbak di samping ini tidurnya di kost sendiri. Dia hanya mengantarkan saya saja" ucap Mr. Darcy tampak tenang.

Aku menunggu tepat di depan meja resepsionis. Mr. Darcy menuju kamar hotelnya.

Setengah jam menunggu sambil melihat media sosial. Mr. Darcy sedang bersiap-siap mandi dan berganti pakaian. Aku menunggu sendiri di ruang tunggu di depan meja resepsionis. Aku berpikir mungkin Mr. Darcy pasti membutuhkan waktu lama untuk bersiap.

Aku memutuskan untuk membuka gawaiku sekedar mengobati rasa bosan menunggu. Aku Melihat berulang kali akun media sosialku.

Akun Instagram yang aku scroll berulang kali tanpa tujuan tiba-tiba berhenti ketika mengetahui ada foto pernikahan dari Ibu Nada dengan suaminya.

Tampak senyum Ibu Nada sangat cantik. Jarang sekali aku melihat Ibu Nada tersenyum seperti itu. Aku hanya melihat Ibu Nada tersenyum hanya ketika Ibu Nada berbicara dengan Mr. Darcy di saat aku masih SMA. Tapi sudahlah, ada lelaki yang menggantikan posisi Mr. Darcy sekarang. Gaun pengantin berwarna coklat susu terlihat cocok di lekuk tubuh Ibu Nada. Akhirnya dia sudah mencapai happy endingnya sendiri. Aku harap dia tidak akan memasang wajah masam lagi ketika nanti bertemu denganku.

Tanganku mengarah kepada kolom komentar, ingin menuliskan sesuatu.

Belum sempat aku menulis ucapan selamat dan turut berbahagia Mr. Darcy sudah berdiri tepat di hadapanku.

Celana chinos mocca dan baju V neck berwarna hitam, dengan jaket bomber berwarna navy di bagian luar. Bau parfumnya menyekat hidungku karena jaraknya begitu dekat. Kenapa dia harus memakai parfum begitu semerbak? Apa dia ingin menggoda para wanita? Hmmmm.

Pukul 08.00 malam.

"Sibuk apa neng sampe lupa ada pacar di depan?" Goda Mr. Darcy.

"Ibu Nada sudah menikah ya Mr. Darcy?"

"Iya, kenapa emang?" Tanya balik Mr. Darcy.

"Syukur Alhamdulillah aku turut berbahagia" jawabku.

"Kamu tidak bertanya dengan nasib Mr. Darcy? Sekarang sudah menginjak usia 30 tahun."

"Bagaimana nasibnya sekarang?" Tanyaku sambil tertawa.

"Dia akan memaksa pacarnya untuk menikah setelah lulus kuliah dua tahun lagi" katanya sambil tertawa.

"But she is only 22 years old at that time!" Kataku protes.

"Hahahahaha" dia tertawa renyah.

Aku mengajak Mr. Darcy untuk makan malam dan berkeliling Malioboro hingga waktu menunjukkan pukul 11.00 malam.

Satu jam lagi menuju pergantian tahun.

Kami duduk di depan benteng Vredeburg. Semakin malam tampak para pemuda pemudi semakin ramai. Aku bahkan tidak bisa menikmati nyanyian para pengamen dengan tenang. Mr. Darcy memegangi tanganku, kadang memegang lenganku. Sesekali wajahnya tegang disaat ada orang yang tidak sengaja menabrakku. Begitu ramai orang disini. Kondisi dan situasi semakin tidak terkendali.

Keringatku membasahi pakaianku. Genggaman Mr. Darcy semakin erat. Dia mengetahui aku sudah sedikit kelemasan diantara kerumunan orang-orang. Kami beserta orang-orang lain berhitung mundur kali ini.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1.....

Kembang api langsung membuat langit malan menjadi terang. Mataku yang sudah mengantuk langsur segar memandangi kembang api yang tak berhenti menghiasi langit malam Yogyakarta.

Di dalam kerumunan tiba-tiba Mr. Darcy menarik tubuhku, mencium keningku.

"Selamat Tahun Baru dan Selamat Ulang Tahun Shanumku... Semoga sehat selalu dan dijaga oleh Tuhan" ucapnya.

Dia mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam berisi cincin emas putih.

Dengan permata menghiasi cincin itu dengan indahnya. Ada dua cincin di kotak itu.

Apakah Mr. Darcy akan memaksaku untuk menikah sekarang juga?

Aku langsung menarik tanganku.

"Mr. Darcy, aku perlu kuliah dulu" ucapku.

Dia langsung tersenyum geli.

Dia menarik tanganku, aku menahannya namun tenaganya jauh lebih kuat.

"Mulai sekarang Shanum adalah tunangan Mr. Darcy" ucapnya sambil tersenyum manis.

Ah Mr. Darcy.

Aku kehilangan kata-kata malam ini.

BERSAMBUNG