Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 68

HARU BIRU GURU BARU 68

# Edisi : Kun Fayakun

#Tantangana Gurusiana

# Hari ke 78

Nuri baru saja selesai sholat maghrib, saat mengangkat telpon dan terdengar Rudi bicara,

“ Aku ada di depan rumahmu, buka pintu ya..” tuuut, telpon di tutup.

Nuri bergegas ke luar kamar, mencari mamihnya,

“ Miih kalau ada tamu jangan di bukain pintu ya...” Nuri kembali lagi ke kamarnya.

“ Hai... masa mamih harus menolak berkah yang datang, Nurr..Nruii...” mamihnya menyusul Nuri ke kamar.

“ mamih tahu... passti temanmu yang kemarin malam datang kan? Siapa dia... kenapa harus di hindari, “

“ Teman kerja miiih, udah aaah Nuri lagi males ngomong sama dia, “ Nuri tengkurap sambil kepalanya di tutup sama bantal.

“ Ya udaaah, kalau gak bicara mamih mau bukain pintunya terus mamih tanya sama dia, “ mamihnya meninggalkan kamar anaknya.

Nuri bangun dan mengejar mamihnya..

“ Miiih tolong miiih jangan miiih, “ tapi mamihnya pura-pura tidak mendengar dan menuju ruang tamu karena bersamaan dengan bunyi bel. Nuri menahan pintu dengan badannya supaya tidak bisa di buka.

“ Nuuuur... gak baik begitu, udah geser, mamih mau buka pintunya, “ ditariknya badan Nuri ke pinggir dan pintu terbuka,

“ Assalaamu Alaikum tante... kenalkan saya Rudi,“ Rudi nampak tersenyum di balik pintu yang setengah terbuka karena tertahan badan Nuri.

“Wa Alaikum salam , ayo masuk naak Rudiii, ini ada yang ganjel pintu. Masuknya minggir aja ya... hehe..” sengaja mamihnya meledek Nuri.

Sontak aja yang ada di balik pintu lari ke kamar karena baru sadar dia menggunakan daster.

“ Maafin anak tante ya nak, ayooo mari duduk, sekarang mau ada acara apa lagi niiih,“

“ Enggak ada tante, saya sengaja datang malam ini mau ada yang di bicarakan sama tante, “

“ Maaaam, mamih ke belakang aja, dia ada yang mau diurus masalah sekolah, “ tiba-tiba Nuri sudah ada di ruang tamu, dan mengajak ibunya ke belakang.

“ Kenapa Nur... mamih mau mendengarkan apa yang mau dikatakannya ya naak..” mamihnya tidak mau di bawa ke belakang.

Nuri jadi tidak bisa berkutik, dan terpaksa duduk,

“ Nuuur, aku mau menebus kesalahan kemarin malam, “ Rudi sengaja menggantung ucapannya, mau melihat reaksi Nuri.

“ Ada apa naak, jangan bikin tante penasaran, “ malah mamihnya yang terpancing.

“ Tantee, saya mau mengajak orang tua untuk kenalan dengan keluarga di sini, ” Rudi langsung mengatakan maksudnya.

“ Sebentar... sebentaar, jadi kalian...kalian pacaran? “ terlihat mata mamihnya heran, karena selama ini anaknya tidak pernah cerita bahwa dia dekat dengan siapapun.

“ Bukan seperti itu taan, kami tidak pacaran dan saya tidak mencari pacar, “

Terlihat mamihnya Nuri manggut-manggut mengerti arah pembicaraan Rudi, dia langsung melihat ke arah anaknya,

“ Memangnya rencananya kapan nak Rudi “

“ Akhir minggu ini tan.. gimana, “

“ Ruuud, jangan akhir minggu ini deeh, ya kan maam ...” Nuri jadi gelagapan menenangkan hatinya. Tangannya kembali berkeringat dingin, lututnya gemetaran.

Reaksi yang di perlihatkan Nuri tidak luput dari perhatian mamihnya, dan sebagai ibu dia sangat tahu apa yang sedang dirasakan anaknya.

“ Nak Rudi... gimana kalau kalian ngobrol dulu ya, sebentar tante ke belakang, mau nyiapin makan malam, karena sebentar lagi papihnya Nuri datang, “ mamih meninggalkan mereka.

Nuri berdiri dan menahannya, dia tidak mau di tinggal berdua sama Rudi.

“ Tuuh tadi mamih di suruh ke belakang sekarang mamih di tahan ni, nak Rudi, “ mamih kembali duduk.

“ Iya niih taan biasanya dia kayak macan betina galaknya minta ampun, sekarang jadi kayak kucing kecebor air, “ Rudi mengatakannya sambi tertawa.

“ Kamu siiih gak ngasih aku buat tenang dulu, maen dateng aja, “ mata Nuri melotot ke arah Rudi.

“ Tuuuh kan taaan macannya udah banguun lagi haha “

Pecahlah tawa di ruangan tamu, sampai terdengar suara papihnya Nuri.

“ Ada apa niiih lagi pada senang kedengarannya..eeh siapa nih, ada tamu rupanya, .”

Rudi berdiri untuk memberi salam sambil memperkenalkan diri.Setelah papihnya duduk, Rudi langsung mengulangi apa yang sudah di bicarakan dengan mamihnya Nuri.

“ Bagus lah papih hargai niat nak Rudi, niat baik harus disegerakan, “

“ Tapi piiih...” Nuri agak merengek.

“ Ini baru perkenalan Nuuur tenang aja, aku gak akan nikahin kamu malam minggu ini. Kita akan memantapkan hati kita dengan doa dan restu keluarga, boleh yaa... “ Rud mencoba menenangkan Nuri.

Nuri jadi ingat apa yang di katakannya sama Dita bahwa segala sesuatu itu harus di hadapi, bukan melarikan diri. Memang mengatakan lebih gampang dari pada menjalankannya. Dia jadi faham kenapa Dita ingin menjauh. Posisi dia yang dalam kondisi siap di lamar saja masih merasa ingin lari jauuuh, gak tahu karena takut atau karena terlalu kaget. Semua serba tiba-tiba, cepat dan tidak terpikirkan sebelumnya. Nuri menjadi tenang saat fikirannya sampai pada sbuah kesadaran bahwa ‘Jika Allah sudah berkehendak, maka kun fayakun.’

( Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asyik jadi nikah... Hehe

21 Jul
Balas

Urang bikin seragam

22 Jul



search

New Post