Aku punya sesuatu,Jangan rebutan yaa!!!

Liburan..itu yang selalu kami tunggu-tunggu sekeluarga.Karena saat liburan,biasa kami manfaatkan untuk silaturahim ke ibu mertua di Banyuwangi.

Liburan kali ini aku mengajak keponakan ku untuk menemani Salman putra kesayangan kami.Rima,keponakanku yang seumuran dengan Salman, putri bungsu dari kakakku yang keempat.Dia anak yang lincah dan mandiri.Badannya yang sehat dan pipinya yang chubby,tak jarang orang mengatakan kalau dia mirip denganku.Jika dia pergi bersamaku dikiranya,dia adalah putriku.

Liburan kali ini bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.Seperti sebagian besar umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad dengan mengadakan pengajian di Masjid atau Mushalla.Begitupun di Masjid Jabal Nur,masjid yang terletak sekitar 100 meter dari rumah mertuaku mengadakan kegiatan peringatan hari maulid Nabi Muhammad SAW.

Kami sekeluarga mendatangi kegiatan tersebut,tak mau ketinggalan Salman dan Rima juga menghadiri acara tersebut.Kebetulan ibu mertua saya menjadi panitia di dapur umum,jadi tidak bisa mendampingi kami. Acara dimulai dengan pembukaan,tilawah dan dilanjutkan dengan acara inti yaitu tausiyah dari ustadz Ihsan.Di tengah acara berlangsung,putraku Salman merengek minta pulang."Bu,aku ngantuk,ayo pulang dulu"Sebentar lagi le,acaranya belum selesai"jawabku. Mungkin dia capek dan sudah tidak dapat menahan kantuk. Akhirmya aku menuruti kemauannya,mengantarkan pulang bersama kakak sepupunya, Rima.

Kami bertiga berjalan di tengah kegelapan malam.Rumah mertua kami benar-benar mewah alias mepet sawah,sudah tidak ada rumah lagi setelah rumah mertuaku.Tetangga pun juga jauh,jadi sepanjang jalan masih gelap hanya ada lampu di depan rumah kami yang menerangi.

Saat asyik jalan bertiga,tiba tiba perutku mules,maaf seperti mau buang angin.Untuk menghilangkan rasa takut di tengah gelapnya malam, saya bilang ke Salman dan Rima,"Aku punya sesuatu,tapi... jangan rebutan ya...Maaf!!Dengan sekuat tenaga aku keluarkan bom Hiroshima..dhuuuuut!!!!!Spontan suara tawa Salman dan Rima memecahkan kesunyian malam.Namun betapa terkejutnya diriku,ternyata yang tertawa bukan hanya mereka berdua.Ada suara kakek tertawa terkekeh-kekeh,dan aku sangat hafal suara tawa itu..ya..ya..itu suara tawa bapak mertuaku.Bagaikan makan mi pelapor level tak hingga,mukaku terasa terbakar.Betapa malunya diriku,buang angin sekencang- kencangnya di depan bapak mertuaku tanpa sengaja.Langsung saya minta maaf kepada beliau,"Ngapunten Bapak,Kulo mboten ngertos wonten Bapak,niki wau" artinya (mohon maaf Bapak,saya tidak tahu kalau ada Bapak).Bapak mertua saya tak sanggup berkata-kata,masih belum bisa menghentikan tawanya.

Ternyata Bapak mertua saya,melihat saya dan anak-anak meninggalkan masjid Jabal Nur merasa tidak tega.Beliau mengikuti kami dari belakang,dan saya tidak menyadari hal tersebut,sehingga tragedi ini terjadi.

Semenjak kejadian itu,saya semakin berhati-hati dalam bersikap dan bertindak agar tidak kejadian lagi hal tersebut.

Kejadian ini berlangsung sekitar delapan tahun silam,saat Bapak mertua saya masih ada.Sekarang beliau sudah tenang di lama barzah.Allhummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.aamiin.Tenanglah di alam barzah Bapak.Semoga Allah mengampuni semua dosa beliau dan menerima semua amal baik beliau aaamiin.

NB.

Mohon maaf ini bukan contoh yang baik.Hanya dilakukan untuk menghilangkan ketegangan dan ketakutan penulis saat itu.