Titik Murniyatim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sembilan Rakaat

Sembilan Rakaat

Penanaman nilai-nilai agama sudah aku kenalkan sejak dini pada putraku. Pengenalan tauhid dan ibadah wajib aku berikan sejak dia berusia tiga tahun. Belajar tata cara sholat dan berwudhu salah satunya. Aku memberikan pengertian padanya tentang kewajiban sholat untuk setiap muslim. Dia selalu ikut sholat lima waktu bersamaku. Meskipun hanya mengikuti gerakannya saja.

Sore itu dia terlihat sangat kelelahan. Karena siang tidak tidur dan terlalu banyak bermain. Menjelang Maghrib dia tak dapat menahan lagi kantuknya, dan akhirnya tertidur pulas. Aku membiarkannya terlelap hingga pagi. Aku tidak membangunkannya saat waktu magrib dan isya tiba. Tak tega melihat tubuh kecilnya begitu terlelap dalam tidurnya. Toh masih kecil saja, belum wajib sholat, pikirku.

Di pagi harinya, aku membangunkan putraku. Le, ayo bangun sudah pagi, ucapku sambil mencium pipinya "Ayo sholat subuh dulu", aku angkat kedua tangannya. Alhamdulillah, sejak kecil anakku terbiasa bangun pagi. Dia tidak pernah bangkong alias kesiangan. Tubuh kecilnya bergegas ke kamar mandi untuk buang air kecil dan berwudhu. Aku mengikutinya dari belakang. Selesai berwudhu dia menuju tempat sholat untuk menunaikan sholat. Aku tinggal sejenak ke dapur melihat masakan di atas kompor yang aku tinggalkan.

"Bu, aku sudah selesai sholat, ucap putraku menghampiriku. "Alhamdulillah, anak sholeh,pinter kamu", jawabku. "Berapa rakaat le sholatnya?, tanyaku. Dengan lantang dan bangga dia menjawab "sembilan rakaat Bu". Aku terperanjat, apakah aku salah saat mengajarkan jumlah rakaat tiap-tiap sholat pada putraku. "Lho..kok sembilan rakaat!! kan sekarang waktunya sholat Subuh Le, tanyaku penasaran. Bibir mungilnya menjawab, " Iya Bu, sembilan rakaat, tiga rakaat sholat Magrib, empat rakaat sholat Isya dan dua rakaat sholat Subuh. Aku tadi malam kan belum sholat Magrib dan Isya Bu".

Aku terharu, tak terasa butiran air mataku membasahi pipi. Kupeluk erat tubuh mungilnya, sambil lirih kuucapkan doa "Rabbi habli minassholihiin, aamiin".

Alhamdulillah.. ternyata putraku merasa punya hutang karena belum menunaikan sholat magrib dan isya. Meskipun itu tidak sesuai syariat, aku masih membiarkan dulu. Yang penting rasa tanggungjawab atas kewajiban sholat lima waktu sudah tertanam. Akan aku jelaskan kelak perlahan sesuai perkembangan usia dan pola pikirnya.

Nak, semoga engkau menjadi anak sholeh, penyejuk hati keluarga, dan bisa mengantarkan kedua orang tuanya ke surga. Aamiin

Jember, 03 Oktober, 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aih....tulisan baru sudah panjang bun dek...lanjutkan...

03 Oct
Balas

Makasih Bun Kak..Kaulah inspirasiku, motivator ku..salam literasi

03 Oct

Aamiin y Rabb! Sholih y Bu,,, memang harus dididik dari kecil... Subhanallah!

03 Oct
Balas

Aamiin y Rabb! Sholih y Bu,,, memang harus dididik dari kecil... Subhanallah!

03 Oct
Balas

Ah terharu....Masyaallah mas Salman sholih sekali

03 Oct
Balas

Aamiin..Terimaksih Bu Veni

03 Oct

Masyaallah...smg mnjadi anak yg sholih...

03 Oct
Balas

Aamiin ya Robbal 'aalamiin. Terimkasih doanya Bun

04 Oct



search

New Post