Sudah lama mendengar tentang sagusabu, bahkan sejak munculnya wacana sagusabu. Info didapatkan dari teman saya, seorang aktivis di Ikatan Guru Indonesia.

Jujur saja, saya tidak pernah tertarik, atau lebih tepatnya tidak mau tahu. Jangankan membuat satu buku, pekerjaan di sekolah saja sudah sangat menyita waktu. Selain itu, saya selalu berfikir untuk fokus sajalah dengan tugas mengajar dan mendidik.

Ternyata, pemikiran saya itu teramat salah. Untuk menjadi seorang pengajar dan pendidik, keterampilan literasi itu sangat diperlukan. Seorang guru tidak cukup hanya membaca, namun harus pandai menuangkan ide dan gagasan ke dalam tulisan. Dengan demikian ide dan gagasan itu ada wujudnya. dan dapat menjadi pembelajaran bagi yang lainnya. Tidak mustahil, karena kurangnya kemauan dan kemampuan dalam menulis, menyebabkan ide dan gagasan kita oada akhirnya diambil oleh orang lain.

Meskipun sudah ketinggalan kereta, tetapi masih lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Oleh karena itu, dalam sagusabu 4 saya ikut berpartisipasi. Dan, ternyata banyak sekali ilmu yang didapatkan. Motivasi yang hebat antara instruktur dengan peserta, atau antara peserta dengan peserta itu sendiri.

Semoga semangat ini bisa ajeg dan hasilnya bisa terwujud.