Titi Widaryanti

Hidupku biasa saja Tapi aku punya mimpi SANTAI TAPI SAMPAI ...

Selengkapnya
Navigasi Web
IBUKU SAYANG

IBUKU SAYANG

IBUKU SAYANG

Ibuku kini berusia 77 tahun. Dalam usia senjanya tulang tergolong renta tak sekuat dulu. Ingatannya lemah, pendengaran dan penglihatannya pun berkurang tetapi bicara masih lancar, sifat kembali ke kanak - kanakan. Tak jarang menyedot perhatian. Dalam lemahnya tetap ada senyum keikhlasan.

Dalam alam sadarnya Beliau tak ingin menyusahkan anak - anaknya. Saat sehat tak pernah mau berlama - lama jika dibawa ke rumah anak cucu karena teringat ayam peliharaannya. Bahkan saat sakit pun tak mau kuajak tinggal bersama karena harus hijrah ke perantauan nan jauh dari kampung halaman.

“Gubuk itu tempat bersejarah bagi perjuangan dan kebersamaan Ibu dengan ayahmu. Ibu mau apa di sini, badan pegal - pegal kaku kalau tak melakukan sesuatu. Kalau Ibu kapundhut (dengan bahasa khas jawa yang artinya dipanggil Allah) mau di rumah sendiri.” kata Ibu.

Itulah hebatnya ibu. Dalam keadaan susah senang berusaha mandiri dan pelajaran yang luar biasa adalah nilai kesetiaannya.

Sering aku merenung dalam doaku, “Apa yang sudah kulakukan untuk membahagiakan Ibu? Apa yang sudah kuperbuat untuk membalas jasa - jasanya yang tak terhitung besarnya?” Tak terasa lelehan air mataku membasahi mukena yang kukenakan. “Ibu maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu.” Hanya doa tulus yang baru bisa kuberikan untukmu.”

“Ya Allah, lindungi Ibuku. Limpahkan kasih saysng-Mu. Cukupkan rizkynya yang barokah. Beri kesehatan dan umur panjang. Berikan kebahagian. Cukupkanlah segala kebutuhannya. Jaga Ibu untukku Ya Allah. Aku sangat menyayanginya. Aku belum bisa berbuat banyak untuknya.”

Ibuku sayang, aku berjanji kini Kau jadi prioritasku. Beribu kesibukan kan kutinggalkan untukmu saat kau membutuhkanku. Beribu janji kan kutunda untukmu. Ibu aku ingin mendampingimu, ingin merawatmu, dan ingin jadi orang yang kau panggil - panggil untuk melayanimu dari pada bibi pembantu.

Kala sore terdengar kabar Ibu sakit, tak perlu berpikir dua kali. Kuambil dompet dan pergi membeli tiket. Bersiap pulang walau tlah malam. Hanya bayangan wajahmu yang slalu memenuhi isi kepalaku di perjalanan.

Sesampainya aku berlari ke kamar Ibu. “Ibu, Ibu sakit apa? Ayo ke rumah sakit!” kataku beruntun sambil menciumnya. Seperti biasa, sambil senyum ibuku balik bertanya, “Lho koq pada pulang ini, sebentar lagi lebaran kan pulang juga. Aku gak apa-apa. Ya biasa penyakit tua. Jam berapa dari sana? Pada ikut semua ga?”

Kami melepas kangen. Cerita seribu kisah dan ujung - ujungnya membujuk ibu agar mau diopname di rumah sakit agar cepat sembuh.

Ibuku mengalah. “Ya sudah, Ibu mau dirawat tapi berangkatnya besok Sabtu ya. Ibu mau pengajian dulu kirim doa buat ayahmu dan para leluhur besok Jum'at.

Lega rasanya mendengar Ibu mau diopname sesuai anjuran dokter walau kami harus menunggu hari Sabtu. Kami pun menghubungi dokter untuk menyampaikan hal tersebut. Kamar ruang rawat inap sudah didaftarkan, Sabtu kami siap mengantarkan Ibu ke rumah sakit dan merawat secara intensif. Semoga dengan jalan ini ibu bisa segera kembali sehat. Doa dan ikhtiar kami lakukan. Semoga Allah menjawab doa - doa kami.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih teman-teman atas doanya

07 May
Balas

Betul Bu, ibu segalanya, luangkan waktu, selagi masih bisa. Semoga diberi kesehatan untuk ibundanya. Sukses selalu dan barakallahu fiik

07 May
Balas

Aamiin... Semoga lekas sembuh tuk ibunda tercinta ya Bu

08 May
Balas

Semoga Ibunda Bu Titi senantiasa diberikan kesehatan dan kebahagiaan di sepanjang usia.

07 May
Balas

Amin, ladang pahala ya bunda,semoga ibunda lekas sembuh, tulisan yang bagus dan menyentuh

07 May
Balas



search

New Post