Titi Widaryanti

Hidupku biasa saja Tapi aku punya mimpi SANTAI TAPI SAMPAI ...

Selengkapnya
Navigasi Web

KETAULADANAN GURU, JANGAN JARKONI

KETAULADANAN GURU, JANGAN JARKONI

Ing ngarso sung tulodo, ing madya mbangun karso, tut wuri handayani. Semboyan pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia tersebut hampir dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berkecimpung di dunia pendidikan maupun di bidang lain.

Dari semboyan tersebut peran penting pemimpin, dalam hal ini guru adalah guru sebagai suri tauladan, guru sebagai pembangkit semangat dan kemauan siswa, serta guru sebagai motivator. Idealnya ketiga hal tersebut jika bisa utuh ada dalam diri seorang guru, insyaallah pendidikan akan baik.

Apa yang akan terjadi jika ada ketidakutuhan dari tiga unsur semboyan tersebut pada pribadi seorang guru, walaupun hanya sebagian kecil guru. Sebagian kecil itu akan menodai dengan setitik noda pada selembar kain putih. Ibaratnya nila setitik rusak susu sebelanga.

Misalnya, guru semangat sekali dalam memotivasi dan membangkitkan minat serta kemauan siswa untuk berliterasi dasar yaitu membaca dan menulis. Akan tetapi, bagaimana jadinya jika Sang guru tersebut tidak hobi membaca dan menulis. Jarang membaca dan jarang menulis bahkan lebih ekstrim lagi tidak suka membaca dan menulis. Apa kata dunia jika hal tersebut diketahui oleh para siswanya.

Mungkin sebagian siswa tidak terpengaruh dan akan tetap melaksanakan seperti apa yang disampaikan oleh guru karena menilai hal tersebut positif dan banyak manfaatnya. Siswa akan bersifat progresif, aktif, dan kreatif dalam berliterasi. Membaca sebagai asupan gizi mengenyangkan kosa kata yang akan diproduksi untuk berkarya dengan menghasilkan tulisan - tulisan inovatif.

Sebagian siswa mungkin akan bersikap lain. Mereka akan membaca dan menulis ketika akan dinilai saja karna sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan sebelum menuntut haknya berupa nilai dari guru. Akan tetapi diam saja walaupun tahu Sang guru tidak melakukannya sebagai suri tauladan.

Semakin maju perkembangan zaman, semakin kritis sifat siswa yang dihadapi. Bagaimana jika suatu saat ada siswa yang mempertanyakan pada Sang guru, berapa buku yang biasa dibaca oleh Bapak/Ibu guru dalam sebulan dan sudah berapa tulisan yang sudah dihasilkan sebagai koleksi karyanya saat Sang guru menggembar - gemborkan pembiasaan literasi. Sedangkan Sang guru tersebut jarang melakukannya. “Omdo, omong doang” yang maksudnya hanya bicara. “Jarkoni, hanya bisa mengajarkan tidak bisa nglakoni (jawa) yang artinya tidak melaksanakan.

Walau ada pepatah, “Tak Ada Gading yang Tak Retak”, tidak ada orang yang sempurna. Akan tetapi, sebuah pukulan yang telak bagi guru seandainya hal tersebut terjadi di dunia pendidikan.

Guru harus selalu berusaha memenuhi empat kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

Guru sebagai suri tauladan, pendidikan maju, Indonesia Jaya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju banget kalau guru itu harus mengikuti moto dari tokoh pendidikan kita dan memiliki 4 kompetensi dasar. Cakep paparannya, danta dan kriuk-kriuk.

08 May
Balas

Terima kasih Mbah guru hehehe karena guru yang sangat senior sepertinya lebih pas kalau dipanggil Mbah Guru

08 May

Seorang guru wajib meneladani muridnya. Makanya ketiga semboyan yg disampaikan tokoh pendidikan wajib dipegang teguh oleh seorang guru... Ok tenan...

08 May
Balas

Ok Bucan, Sang pemenang guru INOBEL SD Kab Bekasi 2019. Ajari dong jadi guru yang inovatif dalam pembelajaran

08 May

Terima kasih Bu Tati Farida, Bunda Suherti, Bu Kartini Tini. Mohon maaf ini baru belajar menulis opini karena biasanya belajar puisi . Mohon masukan kritik dan saran dari teman-teman ya. Terima kasih

08 May
Balas

Subhanallah, paparan yang nonjok aku, karena aku senang nulis, tapi malas baca. Sukses selalu dan barakallahu fiik

08 May
Balas

Ilmu padi. semakin berisi semakin merunduk. Tulisan Bu Vivi selalu enak dibaca pastinya karena banyak asupan gizi berupa kosa kata dari membaca. Aku ingin belajar opini dari Ibu. Krisannya dong Bun

08 May

Bu Titi kerren ..betul bu..

08 May
Balas

Se7 Bun.. Kadang memang sulit tuk menerapkan semuanya ya Bun...

08 May
Balas

marii berantas guru jarkoni bun, kereeenn abisss untuk cerminan semua para guru berkualitas

08 May
Balas



search

New Post