RASA NANO NANO
RASA NANO NANO
“Aduh seperti ini ternyata rasanya,” gumamku dalam hati sambil menikmati kesunyian kamar tidurku.
Dulu kadang aku setengah tak percaya dan menganggap lebay alias berlebihan jika dengar kakakku merintih dan meminta semua diam. “Tolong kalau pada mau ngobrol jangan di sini! Tambah cenat - cenut nih, sakit banget.” Itulah yang dulu sering kudengar kala gigi kakak kambuh.
Ternyata benar. Sakit gigi itu nano nano rasanya, lengkap campur - campur. Sayangnya bukan asam manis seperti permen nano nano. Sakitnya menjalar ke mana-mana : leher panas, rahang kaku, tenggorokan kering susah untuk menelan, pusing, meriang. Pokoknya ga enak banget deh. Cukup berkenalan saja ga mau berlama-lama dan mengenal lebih dalam lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehe ... Pantas ada istilah ya, katanya lebih baik sakit hati cari ganti daripada sakit gigi Semoga cepet sembuh, bule
Aamiiin Terima kasih sobat
Syafakillah Bu Titi. Berusaha dinikmati, hehehe. Sakit pun jadi tulisan. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Nano. Nano.. Mah enak. Bu Titi chantiik.. Beginilah kalo sang literator.. Sakit gigi aja. Jadi cerita seru, pokoknya lihat apa saja.. Langsung meluncur jadi cerita.. Syafakillah ya sayang..
Semoga cepat berlalu sakit' gigi nya Bu
sabaar ya bund mdah"an cpt sembuh yaa
sabaar ya bund mdah"an cpt sembuh yaa