Tjik Ani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Saya belum Profesional

Saya belum Profesional

Jurnal Refleksi Modul 1.1

Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

Program Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek Republik Indonesia merupakan lanjutan dari agenda kebijakan Merdeka Belajar. Seperti yang disampaikan oleh Ditjen GTK bahwa tujuan dari Program Pendidkan Guru Penggerak adalah untuk dapat menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah maupun wilayah pendidikan lainnya. Selain itu, juga untuk mewujudkan kepemimpinan bagi peserta didik yang berdasarkan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Desain PGP adalah untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders). Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah, dan pengembangan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Menjadi salah satu Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 5 dari Kabupaten Bangka yang akan dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan ke depan merupakan pengalaman yang mampu merefleksikan diri tentang pengalaman mengajar saya selama ini. Tepatnya 2 minggu setelah masa orientasi lokakarya, saya merasa waktu seakan cepat berlalu. Saat ini saya sudah berada pada tahap kegiatan pembuatan jurnal refleksi modul 1.1 yang artinya sudah ada beberapa tahap yang saya lalui seperti Mulai dari diri yang berisi harapan dan ekspektasi yang ingin diwujudkan, Elaborasi Konsep dan Ruang Kolaborasi yaitu kegiatan berdiskusi dengan fasilitator dan rekan sesama guru CGP terkait filosofis pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD). Kemudian mempresentasikan tugas diskusi kelompok pada kegiatan demonstrasi kontekstual bersama rekan guru CGP dan mengunggahnya di laman LMS. Kemudian dilajutkan dengan Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata. Semua kegiatan tersebut tentu sangat menguras waktu dan pikiran saya sehingga pada tahap awal saya merasa kewalahan membagi waktu antara kegiatan sehari-hari dengan tugas dalam PGP ini. Namun saya memyadari harus ada yang menjadi prioritas dan saya harus pandai mengatur jadwal agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Seiring berjalannya waktu saya mulai terbiasa. Jika ada waktu senggang saya menyempatkan diri untuk membuka laman LMS dan membaca dan mempelajarai informasi yang ada.

Mengikuti Program PGP Angkatan 5 ini saya seperti mendapat 2 kado terindah dalam proses selama saya menjadi guru. Kado pertama saya merasa tertampar dengan sebutan guru professional yang sering disematkan, padahal saya merasa saya masih jauh dari kata professional. Saya seperti berada dalam kotak pandora yang hanya mampu berkoar tentang pantingnya pendidikan tanpa tahu makna dari pendidikan itu sendiri. Saya sering merasa saya adalah guru yang paling sabar dan pintar dan seakan sudah mampu menghantarkan para siswa meraih keberhasilan dengan perolehan nilai yang tinggi. Pembelajaran yang saya lakukan juga lebih banyak memaksa siswa untuk menuntaskan semua materi pelajaran padahal yang mereka butuhkan adalah tuntunan untuk mememahami potensi yang mereka miliki dan focus pada hal tersebut. Belum lagi jika ada siswa yang bermasalah saya degan cepat menghukum dan men-judge mereka sehingga lama kelamaan akan mematikan potensi yang mereka miliki. Astaghfirullahaadziim…seperti itulah saya. Sosok guru yang sombong dan angkuh yang seolah paling benar dan paling pintar. Kado ke dua yaitu saya merasa bersyukur dan senang sekali telah diberikan kesemptan untuk menjadi bagian transformasi pendidkan dengan menjadi CGP. “Tidak ada yang kebetulan, semua sudah direncanakan” seperti itu kurang lebih ungkapan yang disampaikan oleh Pak Nana Suryana saat dalam pertemuan virtual Ruang Komunikasi bersama Instruktur PGP beberapa saat lalu. Setelah menyelesaikan semua kegiatan pada modul 1.1 terutama pada ruang diskusi filosofis pemikiran KHD saya seperti mendapatkan siraman air yang menyegarkan. Saya seperti mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya sendiri selama ini dan dari semua masalah pembelajaran tersebut harus saya akui bahwa saya adalah salah satu sumber masalahnya. Dengan memahami pemikiran KHD saya tercerahkan, bahwa saya tertantang untuk berubah, harus mampu memimpin pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta kontekstual dengan kearifan budaya local di daerah saya. Setelah menerapkan sedikit sedikit pemahaman tentang pemikiran KHD saya merasa siswa lebih nyaman dalam belajar, tidak ada ancaman, belajar lebih menyenagkan, dan ruang komunikasi sangat terbuka antara siswa dengan saya selaku gurunya maupun dengan sesama siswa. Saya pun merasa tenang karena tidak menuntut untuk pembelajaran yang tuntas, namun lebih kepada menggali potensi yang mereka miliki.

Berdasarkan filosofis pemikiran KHD bahwa “pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan”. Dan ” Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain. Pemikiran ini menjadi pembelajaran yang sangat berarti bagi saya selaku pendidik. KHD juga mengibaratkan pendidik sebagai petani yang diharapkan dapat menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak selaku siswa yang dibaratkan dengan biji tumbuhan yang akan ditanam pada lahan yang telah disediakan. Guru hendaknya menfasilitasi para siswa agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai kodrat alam yang dibawa. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan dalam belajar namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat). (Modul 1.1 Filosofis Pendidikan Nasional-KHD).

Setelah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang mdodul 1.1 saya merasa mendapatkan ide dan gagasan baru yang ingin saya terapkan kepada siswa di sekolah. Memimpin dan mengelola pembelajaran yang memberi ruang merdeka dalam belajar kepada para siswa akan coba saya lakukan. Mulai dari membuat kesepakatan belajar, membuat diagnosis kognitif dan nonkognitif pada awal pembelajaran baru untuk mengetahui kemberagaman kebutuhan siswa di kelas, menguatkan nilai – nlai penguatan karakter pelajar Pancasila, mendorong siswa untuk berdiskusi menyelesaikan setiap masalah. Berkolaborasi dengan warga sekolah (kepala sekolah, rekan pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, dan siswa) sudah mulai dilakukan. Membangun suasana belajar yang menyenangkan, membiasakan budaya literasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, mengkontekskan pelajaran dengan lingkungan sehari-hari, dan menekankan pada budaya belajar yang positif. Semua sudah mulai saya lakukan walaupun masih perlahan dan sangat sederhana. Karena semua butuh proses dan memulai jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali. Dampak positif juga sudah mulai dirasakan seperti misalnya saya sudah mulai bertanggung jawab dalam menjalankan aktifitas pembelajaran yang menyenangkan, saya lebih sabar mengelola pembelajaran, siswa terlihat bahagia dalam mengikuti proses pembelajaran. Saya berharap budaya-budaya positif dalam mewujudkan kemerdekaan belajar bagi siswa dapat terlaksana dengan baik. Kesulitan dan kendala pasti akan terus ada namun semua akan ada solusi jika saling berkomunikasi dan berkolaborasi. Semoga saya dapat ikhlas dalam memberikan pendidkan yang menghamba pada murid agar mereka mampu menjadi generasi yang hebat dan berkarakter unggul pada zamannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap keren ulasannya

05 Jun
Balas

Terimakasih ibu

05 Jun

Terimakasih ibu

05 Jun

Terimakasih ibu

05 Jun

Mantap ulasannya

05 Jun
Balas

masih dalam proses belajar menulis, saran sangat diharapkan. terimakasih

05 Jun
Balas

Terimakasih

05 Jun
Balas

Sukses selalu untuk Ibu Tjik Ani, kami menunggu ilmu baru darimu orang yang selalu berbagi untuk kami, Jaya anak anak negeri, Jaya KKG Kecamatan Pemali, Jaya Kabupaten Bangka, Jaya Kepulauan Bangka Belitung, Jaya Indonesia ...jika semua guru seperti dirimu

05 Jun
Balas

Terimakasih..terus belajar

05 Jun

Terimakasih..terus belajar

05 Jun

Terimakasih..terus belajar

05 Jun

Terus menjadi motivator sbg penggerak utk kami,memjdi guru yg inovatif dan terus berkarya my bestie...proud of u

05 Jun
Balas

Tarararengkyuu my besty..proud of u too..terlope

05 Jun

Keren tulisannya bu .. Membuat saya ikut termotivasi juga menjadi lebih baik . Terus semangat bu tjik ani . Terus semangat juga diriku

05 Jun
Balas

Semangat Bu..

05 Jun



search

New Post