Dalam setiap persidangan, baik itu sidang pengadilan, penelitian termasuk skripsi maupun tesis atau seminar sekalipun maka dituntut untuk mempertahankan argumen yang disampaikan agar bisa diterima. Pertanyaan² yg diberikan ditujukan untuk menguji keyakinan kebenaran yang dikemukakan. Bahkan tidak jarang menyudutkan dan membolak balikan sehingga menjadi ragu dengan apa yang diutarakan. Ketika kita sudah benar, terkadang akan mengalah dan menerima sanggahan sehingga akhirnya pernyataan yg salah dari penguji terpaksa diterima. Namun ketika kita salah dan tetap keukeuh demi mempertahankan pernyataan kita, sudah pasti nilai negatif yang akan kita dapatkan. Jadi kita dituntut utk bisa menentukan kapan kita mempertahankan pendapat kita dan kapan harus menerima sanggahan dari penguji sehingga akhirnya yg muncul adalah pernyataan yg benar menurut semuanya.

Dalam hal duniawi memang seharusnya seperti itu. Kita tidak boleh langsung percaya dahulu sebelum dapat dibuktikan. Sehingga disitulah akan muncul argumen² yang saling menguatkan dan membantahkan. Berbeda dengan ajaran Islam khususnya Al-Qur'an an, kita wajib langsung percaya apa yang ada didalamnya, tdk perlu membantah dan mempertanyakannya karena suatu saat pasti akan terbukti sendiri.

Inipun harus dipahami oleh semua orang termasuk pendidik. Ketika apa yang kita sampaikan ternyata ada yang tidak menerima langsung, bukan berarti menolak atau membantahnya. Mungkin mereka hanya ingin mempertegas atau bermaksud lebih meyakinkan apa yang mereka dapatkan. Dan ini bisa saja dilakukan oleh siswa terhadap gurunya.

Mudah²n kita bisa mendengarkan setiap pendapat oranglain dan tidak selalu menganggap itu sebagai bantahan. Dan semoga dengan kesabaran itu kebenaran pasti akan selalu membersamai kita. Amin yra.

Wallohu a'lam bishowab.