"Yah, nama aku teh Z.. atau J.. " begitu tanya anakku. "Z.. " jawabku. " Bagusan J.. atuh" katanya lagi. "Kenapa gitu" jawabku lagi. "Kalau diabsen atau dipanggil guru tidak terakhir" jawabnya. "Hmmmm" pikirku. Begitulah sepenggal percakapan antara aku dan anakku. Memang dua anakku diberi nama huruf awal dari "Z" dan keduanya selalu mengeluh karena ketika diabsen atau di tes atau dipanggil berdasarkan urutan namanya selalu terakhir apalagi kalau semua temannya yg sudah boleh langsung pulang. Ini mungkin hal sepele yang tidak pernah terpikirkan apalagi tdk pernah dialami karena huruf awal namanya bukan dari "Z". Namun ini bisa jadi akan berpengaruh terhadap psikologinya.

Mengurutkan nama berdasarkan abjad adalah metode yg paling efektif dalam mengetahui dan mengecek kelengkapan data sehingga tersusun rapih tidak acak²n. Dan ini pun biasa dilakukan di sekolah untuk absensi maupun keperluan daftar nama siswa. Ketika guru mengabsen atau memanggil untuk tes lisan atau membuat denah tempat duduk ujian pun didasarkan pada urutan nama menurut abjad. Meskipun bisa saja semuanya diambil berdasarkan random. Namun ini jarang bahkan tdk pernah dilakukan.

Dibalik keefektifan tsb namun ternyata tdk pernah menyangka dapat mengakibatkan kerugian psikis dari sebagian siswa yg merasa diakhirkan karena huruf namanya tsb. Utk menghindari hal seperti itu, maka bisa saja tidak menggunakan urutan nama berdasarkan abjad dalam pelaksanaannya diganti dengan sistem random atau orangtua tidak boleh sama sekali memberi nama dari huruf "Z"? Manakah yg mungkin bisa diterapkan? Sudah tentu harus dicoba dengan sistem random.

Mudah²n kita bisa bijak dalam mengatasi segala persoalan. Dan. semoga kita selalu diberi kemudahan utk kebaikan orang lain. Amin yra.

Wallohu a'lam bishowab.