Tri Agus Prasetijo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Banjarnegara Bangkit
Pasca Musibah Angin Ribut

Banjarnegara Bangkit

Terjangan angin ribut yang kemarin siang memporak-porandakan kota Banjarnegara memang terjadi hanya kisaran 5 menit saja. Yah..., 5 menit saja. Akan tetapi begitu dahsyat sehingga mampu melumpuhkan kota Banjarnegara untuk beberapa saat.

Hari ini aku sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya. Sepeda motor Mega pro tahun kelahiran 1999 menjadi tunggangan setiaku. Aku berangkat sekolah sekitar pukul 6.10 menit. Aku sengaja mengambil rute lain menuju sekolah. Aku hanya ingin melihat seberapa besar akibat yang ditimbulkan bencana angin ribut kemarin siang itu. Benar saja dugaanku, wajah kota Banjarnegara masih muram. Potret ketakberdayaan atas kuasa Allah. Iya kejadian kemarin siang adalah kuasa Allah. Barangkali pengingat untuk kita semua atas segala sesuatu yang sudah kita lakukan. Sepanjang perjalananku aku disuguhi pemandangan yang sangat memprehatinkan. Pohon tumbang, papan reklame roboh, gerobak para pedagang kaki lima yang terguling dan rumah penduduk yang tertimpa pohon tumbang.

Tepat di tengah Alun-alun kota Banjarnegara, masih dapat kulihat ketakberdayaan pohon beringin raksasa yang menjadi simbul kemegahan kota Banjarnegara tumbang tak kuasa menahan kehendak-Nya. Iyah ...ini semua pastilah kehendaknya. Dan kita juga harus yakin, pasti juga ada hikmahnya dibalik peristiwa ini.

Aku melanjutkan perjalananku yang tinggal 3 menit ke sekolah dari pusat kota Banjarnegara. Setelah memasuki gerbang dan menuju halaman sekolahku, banyak sekali kujumpai pecahan genting yang berserakan. Juga dahan dan ranting pohon yang patah. Seng penutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang lepas terbang menghantam pagar sekolah bagian belakang. Aku parkirkan sepeda motorku dan segera aku berkeliling untuk memeriksa seluruh keadaan di sekolahku.

Alhamdulillah tidak ada kerusakan lain yang parah. Hanya bocor-bocor ringan akibat hujan lebat yang terbawa angin kencang. Dan ini artinya aktivitas pembelajaran kami di sekolah tetap bisa berjalan untuk hari ini.

Pelajaran pertama hari ini kebetulan PJOK kelas 6. Aku ingin memberikan pembelajaran konstektual kepada mereka bagaimana berempati dengan adanya musibah di Banjarnegara ini. Ada beberapa korban bencana itu yang dekat dengan lingkungan sekolah. Kuajak mereka ke lokasi musibah rumah yang kejatuhan pohon kelapa dan pohon kalbi. Rumah itu ada di sebelah timur sekolah kami berjarak kurang lebih 800 meter.

Sesampai di tempat, kami turun untuk membantu korban musibah angin ribut itu. Genteng yang pecah dan berserak kami kumpulkan. Batu bata yang masih bisa dimanfaatkan kami tata. Kami tidak bisa bantu apa-apa. Akan tetapi kedatangan kami sungguh ingin meringankan beban mereka. Tuan rumah juga menyambut baik kedatangan kami. Dan mengucapkan terima kasih atas bantuan tenaga serta doa dari kami siswa-siswi SD N 1 Semarang.

Tetap tegar saudaraku, musibah ini tidak boleh menghentikan sendi kehidupan kita. Kita mesti bangkit, kita mesti tegar... karena sesungguhkan Allah mencintai hambanya yang sabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan yang diberikan-Nya....aamiin. Banjarnegara mesti bangkit.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post